Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke Rp15.507 per dolar AS pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (8/1/2024). Penguatan rupiah terjadi di tengah munculnya data non-farm payroll AS.
Mengutip data Bloomberg, pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,06% atau 9 poin ke Rp15.507 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi ketika indeks dolar melemah 0,06% ke 102,35.
Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau bergerak menguat terhadap greenback. Yen Jeoang naik 0,13%, dolar Hong Kong naik 0,02%, dolar Taiwan naik 0,11%, dan won Korea naik 0,14%.
Lalu peso Filipina naik 0,21%, rupee India naik 0,08%, ringgit Malaysia naik 0,22%, dan baht Thailand naik 0,16%. Sementara itu, yuan China terpantau menjadi satu-satunya mata uang di kawasan Asia yang melemah.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan sentimen datang dari data non-farm payrolls (NFP) periode Desember yang dilaporkan sebanyak 216.000 orang. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari forecast di Trading Central 150.000 orang dan bulan sebelumnya 173.000 orang.
Sementara itu, tingkat pengangguran yang diprediksi akan naik menjadi 3,9% dilaporkan tetap sebesar 3,7%, dengan pertumbuhan rata-rata upah per jam 4,1% year-on-year (YoY) lebih tinggi dari forecast dan bulan sebelumnya 4%.
Baca Juga
Sentimen juga datang dari purchasing managers index (PMI) sektor jasa yang dirilis ISM turun menjadi 50,6 pada Desember dari bulan sebelumnya 52,7 dan lebih rendah dari forecast 52,8.
Sektor jasa Amerika Serikat berkontribusi lebih dari 70% terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga penurunan ekspansi menjadi indikasi perlambatan ekonomi.
Alhasil, ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada Maret tidak banyak berubah. Pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 64% suku bunga akan dipangkas sekitar dua bulan ke depan.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Brjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan dari dalam negeri pemerintah optimistis kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus di tahun 2024. Adapun hingga November 2023 neraca perdagangan RI tercatat surplus 43 berturut-turut dengan nilai US$33,63 miliar.
Seperti diketahui, pemerintah juga menetapkan target neraca perdagangan Indonesia pada 2023 surplus sebesar US$38,3 miliar – USD38,5 miliar. Artinya, capaian yang sebesar US$33,63 miliar masih beum mencapai target yang ditentukan.
Angka tersebut menurun US$16,91 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$50,54 miliar.
Untuk perdagangan hari ini Senin (8/1/2024) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.510- Rp15.560 per dolar AS.