Bisnis.com, JAKARTA -- PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 93,23 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling).
Pada pelaksanaan IPO antara 2-4 Januari 2024, CGAS melepas saham ke publik sebanyak 531,42 juta bernilai nominal Rp50 per saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.
Adapun harga penawaran saham perdana dibanderol pada level maksimum Rp338 per saham. Dengan demikian, CGAS memeroleh dana IPO sebesar Rp179,62 miliar.
Direktur Pilarmas Investindo William Siddharta sebagai penjamin pelaksana emisi Efek mengungkapkan, tingginya antusias masyarakat untuk memiliki saham CGAS sudah tercermin di pasar primer yang mengalami kelebihan permintaan hingga 93,23 kali dari porsi penjatahan terpusat.
“Rangkuman hasil penawaran umum melalui website e-IPO menunjukkan adanya oversubscribed terhadap porsi penjatahan terpusat sebesar 93,23 kali, dimana dana investor yang masuk untuk memperebutkan porsi pooling saham CGAS mencapai Rp2,51 triliun,” papar William di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Sebagai pemanis IPO, Perseroan juga menerbitkan 265.714.500 Waran Seri I yang menyertai saham baru CGAS, dengan rasio 2:1. Artinya, setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran, sementara itu setiap satu waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham CGAS.
Baca Juga
Dengan harga pelaksanaan Rp306 per waran, maka Perseroan bisa meraih dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri I maksimal Rp81,3 miliar. Lebih lanjut William menegaskan, tingginya minat dan permintaan masyarakat terhadap saham CGAS selama masa penawaran di pasar perdana telah mencerminkan kepercayaan investor terhadap bisnis Perseroan di bidang perdagangan dan distribusi gas yang ramah lingkungan.
Adapun bisnis CGAS masuk ke dalam kategori industri gas alam cair (liquid natural gas/LNG) yang sejalan dengan program pemerintah mengenai transisi menuju energi rendah emisi.
Manajemen CGAS memproyeksikan penjualan tembus sebesar Rp1 triliun selama 5 tahun kedepan atau meningkat hampir 4 kali lipat dibandingkan dengan 2023. Sementara untuk laba bersih pada periode yang sama naik hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan 2022.
Berdasarkan kalkulasi Pilarmas Investindo atas data tersebut dengan menggunakan metodologi DCF, kata Andika, tercatat kisaran penilaian ekuitas Rp687.025 miliar. "Metode Discounted Cash Flow” (DCF) menggunakan asumsi tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,4 persen, beta sebesar 1,53, premi risiko negara 2,9 persen, biaya ekuitas 13,1 persen, biaya utang 8,3 persen, pertumbuhan terminal sebesar 3 persen dan WACC sebesar 10,85%,” pungkasnya.