Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kena Profit Taking Usai Risalah The Fed, Saham Teknologi Anjlok

Wall Street melemah dengan Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi memperpanjang penurunan untuk hari keempat secara beruntun.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York merosot pada akhir perdagangan Rabu (3/1/2024) waktu setempat, setelah Bank Sentral AS Federal Reserve merilis risalah pertemuan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (4/1/2024), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,76% atau 284,85 poin ke 37.430,19, S&P 500 tergelincir 0,80%atau 38,02 poin ke 4.704,81, dan Nasdaq anjlok 1,18% atau 173,73 poin ke 14.592,21.

Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi memperpanjang penurunan untuk hari keempat secara beruntun. Ini merupakan pelemahan terpanjang dalam lebih dari dua bulan. Saham Tesla Inc. dan para produsen semikonduktor merosot sementara saham terkait kripto melemah karena Bitcoin menghapus sebagian besar keuntungannya tahun ini.

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang negara-negara Kelompok 10 untuk hari keempat, yang merupakan pergerakan mata uang terpanjang sejak bulan November 2023.

Para pengambil kebijakan The Fed mengatakan bahwa suku bunga akan tetap dibatasi lebih lama dari perkiraan bulan lalu, dan mencatat bahwa penurunan suku bunga dapat dilakukan sebelum tahun ini berakhir.

Pedagang pasar berjangka mengekang pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga setelah memperhitungkan penurunan suku bunga acuan sebesar seperempat poin pada pertemuan Maret 2024.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mengakhiri perdagangan Rabu di dekat posisi terendah sesi dengan tenor 10 tahun berbalik arah setelah naik di atas 4%, atau level tertinggi sejak pertengahan Desember 2023.

“Risalah rapat FOMC berfokus pada risiko pertumbuhan dan inflasi yang lebih seimbang, namun kebijakan akan tetap bersifat restriktif untuk beberapa waktu. Kami tidak berpikir ini adalah rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat,” tulis Ellen Zentner dari Morgan Stanley.

Ketua Fed Jerome Powell memicu reli pasar bulan lalu setelah mengindikasikan bahwa para pengambil kebijakan telah membahas penurunan suku bunga. Rekan-rekannya di bank sentral AS kemudian berusaha untuk mengembalikan antusiasme pasar terhadap penurunan suku bunga yang lebih cepat pada hari-hari berikutnya.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin menunda memberikan perkiraan kapan penurunan suku bunga pertama bank sentral AS akan terjadi.

“Kondisi terus berkembang. Demikian pula pendekatan kami. Jadi, kencangkan sabuk pengaman. Itu adalah protokol keselamatan yang tepat bahkan jika Anda memperkirakan akan terjadi soft landing,” kata Barkin dalam sambutannya pada Rabu.

Indeks manufaktur Institute for Supply Management mencapai 47,4 bulan lalu, berdasarkan data yang dirilis pada hari Rabu. Indeks tersebut tetap berada di bawah level 50 – mengindikasikan adanya kontraksi – sejak akhir tahun 2022. Data terpisah menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan turun sedikit di bulan November dibandingkan angka revisi bulan sebelumnya.

“Secara keseluruhan, pasar tenaga kerja tetap kuat, namun permintaan menurun, menjadi lebih seimbang dengan pasokan,” tulis Rubeela Farooqi, kepala ekonom AS di High Frekuensi Economics.

Menurut Farooqi, data ini akan menjadi berita baik bagi para pengambil kebijakan dan mendukung pandangan The Fed bahwa pergerakan suku bunga selanjutnya akan lebih rendah, kemungkinan besar terjadi pada kuartal kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper