Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bertahan di atas level US$2.000 per ounce pada akhir perdagangan tahun ini, Jumat (29/12/2023) waktu setempat, didukung oleh harapan Federal Reserve AS dapat memangkas suku bunga pada awal Maret.
Harga emas di pasar spot ditutup pada level US$2,064.34 per ons, sedikit turun dari sesi sebelumnya. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup 0,6% lebih rendah ke posisi US$2,071.80.
Emas batangan sejauh ini telah meningkat sebesar 13% dalam satu tahun dimana harga berayun antara titik terendah mendekati $1,800 dan rekor tertinggi $2,135.40.
“Pergerakan ini bergerak menuju perairan yang lebih tenang, sehingga dapat dikatakan – lingkungan suku bunga yang lebih rendah, yang berarti dolar yang lebih rendah, sehingga emas seharusnya memiliki kinerja yang lebih baik,” kata analis Marex Edward Meir mengutip Reuters.
Investor emas mengantisipasi rekor harga tertinggi tahun depan, ketika fundamental dari perubahan suku bunga AS yang dovish, berlanjutnya risiko geopolitik, dan pembelian bank sentral diperkirakan akan mendukung pasar.
“Untuk melihat tingkat yang lebih tinggi, kita perlu melihat permintaan yang lebih kuat dari investor, seperti peningkatan arus masuk ETF. Untuk itu diperlukan data ekonomi AS yang lebih lemah dan inflasi yang lebih rendah, sehingga The Fed terdengar lebih dovish,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Baca Juga
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dan membebani dolar.
Indeks dolar (.DXY) menuju penurunan 2% pada tahun 2023, sementara imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10-tahun yang menjadi acuan berada di dekat level terendah sejak bulan Juli.
“Kompleks logam mulia lainnya belum mendapatkan keuntungan dari emas dan harga emas cukup tinggi, mengingat tingkat suku bunga nominalnya,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Sementara itu, harga perak di pasar spot turun 0,5% menjadi US$23,82 per ounce, diperkirakan akan mengalami penurunan tahunan sebesar 0,6%.
Harga platinum turun 1,2% menjadi US$990,75, sementara paladium turun 2,7% menjadi US$1,102,54. Kedua logam autokatalitik tersebut berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri tahun ini dengan lebih rendah, dengan paladium turun 38% – penurunan terbesar sejak tahun 2008.
Pasar paladium mengalami surplus tahun depan dan tidak berada dalam kondisi bagus di masa depan karena peralihan ke kendaraan listrik, yang tidak membutuhkan logam tersebut, kata Meir.