Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSEI Bidik 15 Juta Investor Pasar Modal pada 2024, Cek Rencana Strategisnya

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menargetkan jumlah investor pasar modal di Indonesia menembus sekitar 14-15 juta investor pada 2024.
Jajaran direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) saat HUT KSEI ke-26 di Jakarta, Rabu, (27/12/2023)/Bisnis-Rizqi Rajendra.
Jajaran direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) saat HUT KSEI ke-26 di Jakarta, Rabu, (27/12/2023)/Bisnis-Rizqi Rajendra.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menargetkan jumlah investor pasar modal di Indonesia menembus 15 juta investor pada 2024 mendatang. Demi menopang target tersebut, KSEI menyiapkan sejumlah rencana strategis pada tahun depan.

Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan, KSEI membidik pertumbuhan jumlah investor sebesar 2,5 juta investor per tahun. Sementara itu, per 20 Desember 2023 KSEI sudah mencatatkan sebanyak 12,13 juta investor di pasar modal.

"Jadi kalau sekarang jumlah investor 12,13 juta, ya targetnya pada tahun 2024 mudah-mudahan bisa tercapai di angka sekitar 14,5 juta sampai 15 juta," ujar Samsul di Jakarta pada Rabu, (27/12/2023).

Hal itu, lanjutnya, sejalan dengan peta jalan atau roadmap pasar modal Indonesia tahun 2023–2027 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni jumlah investor pasar modal di Tanah Air ditargetkan mencapai angka 20 juta hingga tahun 2027.

Adapun, jumlah investor per 20 Desember 2023 sebanyak 12,13 juta itu naik 17,6% secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2022 sebanyak 10,31 juta investor.

Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya sebanyak 5,23 juta, reksa dana sebanyak 11,37 juta, dan surat berharga negara atau SBN sebanyak 999.000 investor.

Peningkatan juga dicapai dari jumlah aset yang tercatat di KSEI, baik dari saham dan surat  berharga lainnya, maupun reksa dana. Jumlah aset saham dan surat berharga lainnya yang tercatat di sistem C-BEST KSEI meningkat 14,86% menjadi 7.715 triliun pada 20 Desember 2023. 

Jumlah saham dan surat berharga lainnya juga mengalami peningkatan 16,73% dibandingkan tahun 2022, dengan jumlah yang mencapai 2.874 saham dan surat berharga lainnya.

Sedangkan dari kinerja reksa dana, jumlah Asset Under Management (AUM) yang tercatat di KSEI menurun 3,76% dari Rp797,31 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp767,32 triliun pada 20 Desember 2023, dengan jumlah produk reksa dana yang menurun 6,84% menjadi 2.249 pada 20 Desember 2023. 

Samsul mengatakan, KSEI memiliki beberapa program strategis yang terkait dengan pengembangan infrastruktur. "Dari beberapa program strategis yang telah dirumuskan, tiga diantaranya siap diimplementasikan mulai kuartal I/2024," katanya.

Rencana strategis KSEI pertama yang akan diimplementasikan tahun depan adalah platform administrasi prinsip mengenal nasabah. KSEI telah mengembangkan platform untuk Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) yang diberi nama CORES.KSEI (centralized investor data management system) mengacu POJK No 15 Tahun 2023.

Dengan CORES.KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terpusat untuk digitalisasi data dan dokumen KYC nasabah, sehingga dapat dilakukan  sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya agar lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.

Selain itu, KSEI telah siap untuk merealisasikan pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) dan Invesor Fund Unit Account (IFUA). Pemanfaatan SRE dan IFUA ini bertujuan untuk memudahkan investor individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi hingga penyelesaian transaksi.

Selain 3 rencana strategis yang siap implementasi tahun mendatang, KSEI memiliki beberapa rencana strategis lain yang meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) dan perluasan fitur eASY.KSEI. Perluasan S-MULTIVEST dilakukan agar dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper