Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-Saham Pilihan jelang Pemilu 2024

Saham properti, telekomunikasi, perbankan, barang konsumsi, dan retail berpotensi menanjak seiring dengan sentimen Pemilu 2024.
Saham properti, telekomunikasi, perbankan, barang konsumsi, dan retail berpotensi menanjak seiring dengan sentimen Pemilu 2024. Bisnis/Arief Hermawan P
Saham properti, telekomunikasi, perbankan, barang konsumsi, dan retail berpotensi menanjak seiring dengan sentimen Pemilu 2024. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Saham properti, telekomunikasi, perbankan, barang konsumsi, dan retail berpotensi menanjak seiring dengan sentimen Pemilu 2024 pada tahun depan.

Sinarmas Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak ke posisi 7.700 pada 2024. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh putaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan Sinarmas Sekuritas masih menargetkan IHSG berada di level 7.700 sepanjang 2024 mendatang. Meski demikian pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh putaran Pemilu.

“Kalau satu putaran geraknya pas. Sedangkan kalau dua putaran artinya akan selesai di Juli, dilanjut dengan Pilkada. Satu putaran lebih baik,” katanya dalam acara Market Outlook 2024, Rabu (20/12/2023).

Seiring dengan prediksi tersebut, Ike merekomendasikan beberapa sektor yang menarik untuk dicermati secara jangka panjang. Menurut Ike Jadi sektor yang cocok untuk jangka panjang adalah properti, telekomunikasi, perbankan, barang konsumsi, dan retail.

Di sisi lain, mengutip data Market Outlook Sinarmas dijelaskan bahwa dengan hanya empat bulan menjelang pemilihan Februari 2024, pasar melihat kinerja harga indeks sektoral setelah tiga pemilihan sebelumnya untuk mengidentifikasi sektor yang paling baik kinerjanya.

Menariknya, konsumen dan bank adalah satu-satunya sektor yang memiliki kinerja lebih baik selama sembilan bulan setelah tiga pemilihan terakhir. Sementara itu, telekomunikasi dan kawasan industri hanya memiliki kinerja lebih baik setelah dua Pemilu terakhir.

Berbeda dengan persepsi umum, sektor konsumen memiliki kinerja di bawah rata-rata selama enam bulan menjelang tiga pemilihan terakhir, yang sebagian besar disebabkan oleh pasar yang sudah memasukkan dorongan pengeluaran pemilihan ke dalam harga.

Menilai situasi saat ini terkait dengan daya beli pendapatan menengah hingga rendah yang lemah, pasar berpikir pola tersebut kemungkinan akan terulang menjelang pemilihan Februari 2024. Namun, sembilan bulan setelah pemilihan, saham konsumen memiliki kinerja lebih baik dalam tiga pemilihan terakhir.

_____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper