Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) melalui anak usahanya, PYFA Australia Pty Ltd berencana mengakuisisi 100% saham perusahaan farmasi asal Australia, Probiotec Limited.
Perseroan telah menandatangani Scheme Implementation Deed (SID) pada Kamis, (21/12/2023) atau perjanjian pengambilalihan saham Probiotec Limited senilai 3 dolar Australia atau sekitar Rp31.561 per saham.
CEO Pyridam Farma, Lee Yan Gwan mengatakan, akuisisi ini akan memberikan akses ke teknologi terdepan dan juga kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global yang nantinya akan menguntungkan industri farmasi di Indonesia.
"Anak usaha Pyridam Farma melakukan pengambilalihan atas seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Probiotec Limited," ujar Lee dalam keterangannya dikutip Sabtu, (23/12/2023).
Kendati demikian, PYFA belum merinci berapa total seluruh saham yang diterbitkan oleh Probiotec Limited, sehingga besaran nilai akuisisi secara pasti belum diketahui.
Namun yang jelas, dengan akuisisi tersebut PYFA dapat memperluas pangsa pasar internasional, akses kepada teknologi dan riset yang mumpuni, jaringan yang luas, serta sumber daya fasilitas yang modern.
Baca Juga
Tak hanya itu, perseroan dapat melakukan efisiensi operasional, melalui rencana akuisisi tersebut PYFA bisa meraih skala ekonomis yang lebih menguntungkan, dan mengarah pada efisiensi dalam rantai pasokan dan produksi.
Sebagai informasi, Probiotec Limited merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar asal Australia dalam bidang manufaktur yang bermitra dengan pemain besar global seperti Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores, dan lainnya untuk berbagai obat dan produk kesehatan konsumen lainnya.
"Sejalan dengan ambisi Pyridam Farma untuk menjadi pemain farma global, kami menyadari akan pentingnya inovasi serta penelitian atau research & development," pungkasnya.
Menilik kinerja keuangannya, PYFA membukukan pendapatan Rp520,47 miliar per kuartal III/2023 atau turun -5,52% dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp550,92 miliar.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan PYFA ditopang dari produk farmasi, esthetic, dan jasa maklon sebesar Rp511,88 miliar, diikuti produk alat kesehatan yang menyumbang Rp8,58 miliar.
Namun, setelah dikurangi beban dan biaya-biaya lainnya, PYFA justru membukukan rugi bersih Rp45,49 miliar, dibandingkan kuartal III/2023 yang membukukan laba Rp288,75 miliar.