Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun saat BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga, Kenapa?

Analis menjelaskan pasar menantikan kepastian dari Bank Indonesia (BI) mengenai kebijakan moneter ke depannya dan bereaksi terhadap ketidakpastian IHSG.
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga acuan 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini. Meski demikian, proyeksi ini tak lantas membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hari ini, Kamis (21/12/2023). 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelaku pasar menantikan kepastian kapan BI mulai menerapkan soft landing policy di 2024. Menurutnya, BI saat ini cenderung bersikap hati-hati (prudent) dalam menetapkan kebijakan suku bunga acuannya dan menantikan sejauh mana The Fed akan melaksanakan soft landing policy-nya. 

Dia juga menuturkan The Fed memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2024. Meski demikian, hal ini masih akan tergantung oleh data US Consumer Price Index dan Personal Consumption Expenditure. 

"Sentimen ketidakpastian ini masih disikapi pelaku pasar. Ini yang menyebabkan terjadinya penurunan IHSG hari ini," kata Nafan, Kamis (21/12/2023). 

Nafan memperkirakan hasil RDG BI nantinya seharusnya akan tetap menerapkan kebijakan preemptive dan forward looking. Hal ini karena stabilitas inflasi yang masih terjaga, rupiah yang terjaga dengan baik, serta BI yang masih memiliki ruang untuk menerapkan soft landing. 

"BI masih akan menjaga tingkat suku bunga acuan di 6%," ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia, pelaku pasar mengharapkan kepastian dari BI terkait kebijakan moneter ke depannya. Kepastian ini menurut Nafan akan menjadi katalis bagi IHSG di pekan ini dan minggu depan. 

Adapun untuk tahun depan, Nafan melihat IHSG akan diselimuti sentimen berkaitan dengan Manufacturing PMI, khususnya domestik dan global. 

Menurutnya, sentimen terkait stabilitas inflasi domestik akan menjadi katalis positif bagi IHSG di awal tahun depan.

Sebagai informasi, IHSG tercatat ditutup di zona merah pada sesi I di level 7.199,4. IHSG terkoreksi 20,2 poin atau 0,28%. Sebanyak tiga sektor menjadi penekan IHSG hingga sesi I, yakni finansial, energi, dan konsumer non-siklikal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper