Bisnis.com, JAKARTA - Produsen bahan kimia untuk personal care dan makanan, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk. (SMLE) membidik pertumbuhan pendapatan 50% pada 2024 usai menuntaskan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan membidik dana segar Rp88,46 miliar.
Direktur Utama SMLE Siu Min menyampaikan, dengan melantainya perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Januari 2024, SMLE akan getol berekspansi dan menambah jumlah kemitraan strategis untuk meningkatkan pangsa pasar.
Lebih lanjut dia mengatakan, per Juni 2023 SMLE mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 49,35% menjadi Rp92,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp61,8 miliar per Juni 2022. Sedangkan hingga akhir 2023, Siu Min memproyeksikan pendapatan SMLE tembus Rp180 miliar-Rp200 miliar.
Sementara itu, laba bersih periode berjalan SMLE sebesar Rp2,22 miliar per semester I/2023, atau naik 65,36% dari Rp1,34 miliar pada periode sama 2022. Alhasil, dengan suntikan dana IPO, perseroan optimistis dapat membukukan kenaikan pendapatan hingga 50% pada 2024 mendatang.
"Dengan tambahan dana IPO, pada 2024 kami targetkan pendapatan harus bisa tumbuh minimal 50%," ujar Siu Min dalam paparan publik SMLE pada Selasa (19/12/2023).
Mengacu prospektus IPO, sekitar Rp79 miliar dana IPO akan digunakan SMLE untuk modal kerja berupa pembelian bahan baku yang akan digunakan pada unit bisnis food ingredients, personal care & cosmetics ingredients, serta industrial chemical ingredients.
Baca Juga
Selanjutnya, SMLE akan menggunakan dana hasil IPO sebanyak Rp6 miliar untuk pembelian satu gudang khusus bahan baku yang akan terbagi menjadi tiga bagian gudang khusus. Kemudian sekitar Rp3,4 miliar akan digunakan untuk pengembangan lab research & development (R&D).
Adapun, berbagai strategi usaha perseroan yaitu mengoptimalkan tim R&D untuk memperbanyak varian formulasi bahan baku khusus (specialty product) yang berkontribusi mendorong penjualan SMLE.
Selain itu, SMLE juga akan memperluas portofolio produk untuk meningkatkan pangsa pasar dan menjalin kemitraan strategis dengan berbagai industri.
Siu Min mengatakan, sejauh ini SMLE sudah memiliki lebih dari 1.200 pelanggan, di antaranya Unilever (UNVR), Indofood (INDF), Cimory (CMRY), dan berbagai perusahaan lainnya.
Adapun, SMLE menawarkan 465,62 juta saham atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Saham dengan nilai nominal Rp10 tersebut ditawarkan dengan rentang harga Rp175 hingga Rp190 per saham, sehingga dana segar yang dihimpun berpotensi mencapai Rp88,46 miliar.
Selain menawarkan saham baru, SMLE juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak 232,82 juta waran seri I atau setara 12,50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Waran dengan harga pelaksanaan sebesar Rp200 hingga Rp210 ini memiliki rasio 1:2 terhadap saham baru, artinya setiap 2 saham baru berhak atas 1 waran seri I. Adapun dana hasil pelaksanaan Waran Seri I, juga akan digunakan sebagai modal kerja berupa pembelian bahan baku.
"IPO ini diharapkan akan memperkuat posisi pasar SMLE dan membuka peluang investasi yang lebih besar, sehingga memungkinkan perseroan untuk mendukung rencana ekspansi dan mencapai target yang semakin besar," pungkas Siu Min.