Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berakhir Loyo, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Berkurang

Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.622 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (11/12/2023).
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.622 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (11/12/2023). Rupiah melemah di tengah penurunan ekspektasi pasar terhadap kebijakan dovish The Fed. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup melemah 0,68% atau 105 poin per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,14% ke posisi 103,777. 

Mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi pada perdagangan hari ini. Beberapa ikut melemah bersama rupiah, seperti yen Jepang turun 0,95%, dolar Singapura melemah 0,12%, dolar Taiwan melemah 0,40%, won Korea anjlok 0,74%, peso Filipina turun 0,46%, yuan China jatuh 0,13%, ringgit Malaysia turun 0,41% dan bath Thailand melemah 0,45%. Hanya rupee India dan dolar Hong Kong yang menguat 0,01%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan membuat para pedagang mengurangi spekulasi bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga pada awal tahun 2024. 

“Harga berjangka Dana Fed menunjukkan peluang 43% penurunan 25 basis poin di bulan Maret, turun dari ekspektasi sebelumnya yang lebih dari 60%,” katanya dalam riset harian, dikutip Senin (11/12/2023). 

Bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan Rabu mendatang. Namun, data tenaga kerja yang kuat menandakan adanya ketahanan dalam perekonomian AS, dan menandai potensi terjadinya soft landing. Selain The Fed, data inflasi AS juga akan dirilis pekan ini.

Selain The Fed, keputusan suku bunga dari Bank Sentral Inggris (BoE), Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Nasional Swiss (Swiss National Bank) akan diumumkan pada minggu ini, dengan ketiga bank tersebut kemungkinan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Di Asia, rilis data pada akhir pekan menunjukkan inflasi indeks harga konsumen Tiongkok mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di bulan November, sementara kontraksi inflasi indeks harga produsen semakin dalam selama empat belas bulan berturut-turut.

Ibrahim mengatakan data tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok yang merupakan ekonomi terbesar kedua didunia kemungkinan akan mengalami pelemahan ekonomi yang berkelanjutan dalam beberapa bulan mendatang, karena belanja gagal meningkat meskipun ada upaya likuiditas dari Beijing.

Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) November 2023 tercatat masing-masing sebesar 113,0 dan 134,2. Pada November 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-Rp3 juta. 

Kemudian, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tercermin dari IKE November 2023 yang berada pada area optimis sebesar 113,0 meskipun lebih rendah dibandingkan dengan 114,4 pada Oktober 2023. Tetap kuatnya IKE November 2023 terutama didorong oleh Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) yang tercatat sebesar 110,2 meningkat 1,0 poin dari Oktober 2023. 

Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Saat Ini menurun masing-masing sebesar 4,3 poin dan 0,8 poin menjadi 113,2 dan 115,6 pada November 2023.

Sejalan dengan hal itu, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, Selasa (12/12/2023), rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.610- Rp15.670 per dolar AS. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper