Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas hari ini, Senin (11/12/2023) akan dipengaruhi sentimen pertemuan Bank Sentral AS atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 12-13 Desember 2023. Investor mencari arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Pada perdagangan akhir pekan Jumat, (8/12/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2024 di divisi Comex New York Exchange merosot US$31,90 atau 1,56% menjadi ditutup pada level US$2.014,50 per troy ounce.
Harga emas di pasar spot juga turun US$23,80 atau 1,17% ke posisi US$2.004,67 per troy ounce. Anjloknya harga emas global disebabkan oleh penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan harga emas berpotensi kembali terangkat pada pekan ini jelang FOMC The Fed yang akan menentukan keputusan terkait suku bunga acuan pada akhir tahun 2023.
"Saya melihat harga emas [pekan ini] berpotensi rebound setelah tertekan oleh penguatan dolar AS pekan ini yang disebabkan oleh data-data ekonomi kuat dari AS," ujar Lukman kepada Bisnis, dikutip Minggu, (10/12/2023).
Adapun, laporan data tenaga kerja AS pada Jumat, (8/12) menunjukkan penguatan yang tidak terduga. Nonfarm payrolls meningkat 199.000 pada November 2023, tingkat pengangguran turun menjadi 3,7% dan pertumbuhan upah bulanan melampaui perkiraan.
Baca Juga
Sementara itu, sentimen konsumen AS meningkat tajam pada awal bulan Desember, juga melampaui semua perkiraan, karena rumah tangga mengurangi ekspektasi inflasi tahun depan dengan jumlah terbesar dalam 22 tahun.
Saat ini, The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% dan akan lebih hati-hati untuk menaikkan suku bunga ke depannya. Para pelaku pasar memprediksi The Fed masih akan menahan suku bunga pada FOMC Desember 2023.
"Suku bunga The Fed hampir dapat dipastikan akan tetap ditahan, namun pasar cenderung mengantisipasi pidato dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell, walau perkembangan akhir-akhir ini menunjukan apabila The Fed masih akan conderung hawkish," kata Lukman.
Kendati demikian, menurutnya harga emas global juga bisa saja bergerak volatil akibat data inflasi AS yang akan dirilis sehari sebelum FOMC The Fed dan akan berisiko menunjukkan kembali termoderasinya harga emas global.
"Harga emas diperkirakan akan bergerak volatil oleh data inflasi AS dan FOMC The Fed, sehingga range akan lebih besar di rentang US$1.985 hingga US$2.055 per troy ounce," pungkasnya.
Dari daam negeri, harga emas cetakan Antam dan UBS di Pegadaian terpantau stagnan pada Senin (11/12/2023). Harga emas termurah dibanderol Rp590.000 untuk cetakan UBS dan Antam Rp620.000.
Penurunan harga emas Pegadaian sejalan dengan harga emas global anjlok ke bawah US$2.000 pada perdagangan Jumat (8/12/2023) waktu setempat karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat. Hal itu dipicu proyeksi The Fed yang lebih lambat memangkas suku bunga karena melonjaknya data tenaga kerja.
Mengacu informasi di laman resmi Pegadaian, harga emas cetakan UBS 0,5 gram dijual Pegadaian seharga Rp590.000. Sementara itu, harga emas Antam berukuran sama dibanderol Rp620.000.
Selanjutnya, untuk emas cetakan Antam berbobot 1 gram dibanderol seharga Rp1.135.000. Sementara itu, emas cetakan UBS berbobot yang sama dibanderol senilai Rp1.105.000.
Simak pergerakan harga emas hari ini secara live.
Pukul 13.55 WIB, harga emas spot turun 6,06 poin atau 0,30% menjadi US$1.998,61 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Februari 2024 terkoreksi 0,01% atau 0,20 poin menuju US$2.014,30 per troy ounce.
Pukul 10.05 WIB, harga emas spot turun 0,31% atau 6,12 poin menjadi U$1.998,55 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Februari 2024 terkoreksi 0,02% atau 0,4 poin menuju US$2.014,10 per troy ounce.