Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) masih meyakini harga emas dapat bertahan di level US$2.000 per troy ounce dan dapat meningkatkan average selling price (ASP).
Direktur BRMS Herwin W. Hidayat mengatakan beberapa riset mengenai emas membuat BRMS percaya diri harga logam itu masih mampu berada di level US$2.000 per try ounce hingga akhir tahun.
“Hal ini dikarenakan emas yang masih dianggap sebagai investment safe haven,” katanya kepada Bisnis, Minggu (10/12/2023).
Keyakinan harga emas yang melambung diikuti ASP yang juga terkerek naik, dapat menjadi penopang pendapatan BRMS ke depan.
Herwin sendiri tidak merincikan target ASP yang dimaksud, tetapi untuk periode Januari hingga September 2023, nilai rata-rata dari anak usaha BRMS di Palu berada di kisaran US$1.914 per troy ounce, sehingga pendapatan BRMS tercatat sebesar US$31,7 juta.
Guna dapat memanfaatkan tren harga emas yang tinggi, Herwin menyebut BRMS melalui anak usahanya di Palu yaitu PT Citra Palu Minerals terus berusaha untuk mengoptimalkan pengoperasian pabrik emas kedua yang baru selesai dibangun pada akhir tahun 2022 lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, pabrik emas kedua di Palu untuk kuartal III/2023 memiliki rata-rata kapasitas produksi sudah di atas 2.000 ton. Adapun, untuk Oktober produksinya sudah berada di atas 3.000 ton bijih per hari.
Sementara itu, produksi bijih emas BRMS sepanjang semester I/2023 tercatat sebesar 236 kilogram dengan pendapatan sebesar US$15,8 juta. Sementara itu pada 2022, BRMS berhasil memproduksi bijih emas sebanyak 174 kg dengan pendapatan sebesar US$11,6 juta.
Bisnis sebelumnya memberitakan harga emas global anjlok ke bawah US$2.000 pada perdagangan Jumat (8/12/2023) waktu setempat karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat. Hal ini terjadi setelah para investor memangkas perkiraan penurunan suku bunga AS akan terwujud pada Maret 2024 menyusul data tenaga kerja yang lebih kuat dari prediksi.
Harga emas di pasar spot turun 1,4% menjadi US$2,000.49 per ounce setelah sempat mencapai sesi terendah US$1.994.49 sebelumnya. Harga turun 3,4% sejauh ini, yang merupakan pekan terburuk dalam sepuluh minggu terakhir.
Adapun, harga emas Comex juga ditutup merosot 1,6% menjadi US$2.014.50 pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat.