Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (6/12): Emas Turun, Batu Bara Anyep, BitCoin US$43.000

Berikut update harga komoditas global hari ini, Rabu (6/12/2023). Emas turun, BitCoin tembus US$43.000, dan batu bara tergelincir.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas global, khususnya emas turun setelah sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa beberapa hari silam. Di sisi lain, harga batu bara juga melandai sementara harga BitCoin terus naik hingga tembus US$43.000. 

Simak update harga komoditas global termasuk, termasuk emas, batu bara, dan BitCoin

Harga Emas 

Harga emas tergelincir pada hari Selasa (5/12/2023) setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya karena dolar AS kembali menguat dan investor menahan diri untuk tidak melakukan taruhan besar menjelang data pekerjaan utama AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai tingkat suku bunga AS.

Harga emas spot turun 0,5% pada US$2.020,29 per ounce pada pukul 15:10 WIB (2010 GMT). Emas batangan sempat naik ke rekor tertinggi $2.135,40 pada hari Senin, sebelum turun lebih dari $100 dalam satu hari dan ditutup lebih dari 2% lebih rendah.

Emas berjangka AS ditutup turun 0,3% pada $2,036.30.

"Momentum yang mendorong emas ke rekor tertinggi pada hari Senin mungkin gagal dalam jangka pendek karena ketidakpastian waktu pelonggaran moneter AS, tetapi risiko geopolitik yang lebih luas akan memberikan dorongan menuju puncak baru," kata para analis dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/12/2023). 

Harga BitCoin

BitCoin mengabaikan penurunan di pasar saham global untuk mencapai level tertinggi dalam lebih dari 19 bulan terakhir, sebuah tanda pemisahannya dari aset-aset lain.

BitCoin melonjak sebanyak 4,5% menjadi sekitar US$43.940 di New York pada Selasa (5/12/2023), menambah lonjakan pada hari Minggu dan Senin yang mendorongnya di atas US$40.000 untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun. Sebaliknya, indeks-indeks saham dan obligasi global mengalami penurunan sejak awal minggu ini.

"Perbedaan ini menggarisbawahi rendahnya korelasi kripto saat ini dengan aset makro tradisional lainnya," tulis Sean Farrell, kepala strategi aset digital di Fundstrat Global Advisors LLC, dalam sebuah catatan.

Korelasi Bitcoin dengan saham dan emas telah surut pada tahun 2023 karena faktor-faktor khusus kripto membantu memacu kenaikan 160% pada aset digital terbesar ini. Pendorong utama kenaikan ini adalah ekspektasi bahwa AS akan mengizinkan dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin, yang berpotensi memperluas permintaan untuk token tersebut.

Mata uang kripto tertua dan terbesar bahkan menjadi yang terbaik di pasar aset digital itu sendiri, karena Ether naik 1,4% dan mata uang kripto lainnya seperti Dogecoin, Avalanche, dan Polygon turun.

Saham-saham yang berhubungan dengan kripto juga memperpanjang kenaikan. Coinbase, MicroStrategy, dan Marathon Digital semuanya naik untuk hari ketiga, dan masing-masing naik lebih dari 300% tahun ini.

Harga Komoditas Hari Ini (6/12): Emas Turun, Batu Bara Anyep, BitCoin US$43.000

Harga Batu Bara

Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 pada perdagangan Rabu (6/12/2023) melemah hampir 1% atau 0,75 poin ke level US$134,5 per metrik ton.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (6/12/2023), negosiasi diplomatik yang sulit terjadi di COP-28 karena perdebatan mengenai masa depan bahan bakar fosil. Arab Saudi mengatakan bahwa mereka tidak akan menyetujui pengurangan penggunaan energi kotor, sehingga menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak mengenai kontribusi industri energi dalam memerangi perubahan iklim. Pernyataan ini muncul beberapa jam sebelum dirilisnya sebuah rancangan teks baru sehari sebelumnya yang mengusulkan dua opsi yang saling bertentangan untuk masa depan bahan bakar fosil.

Secara terpisah, utusan iklim AS John Kerry mengkritik beberapa perusahaan minyak Amerika, khususnya Chevron Corp, karena tidak melakukan cukup banyak hal untuk memerangi pemanasan global pada pertemuan Bloomberg Green pada Selasa (5/12/2023). Miliarder investor Ray Dalio mengatakan bahwa kenaikan suku bunga telah mempersulit proyek-proyek iklim untuk berjalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper