Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Syailendra Capital Kelola Reksa Dana Rp31 Triliun per November, Cek Proyeksi 2024

Syailendra Capital menyampaikan telah mengelola dana nasabah atau asset under management (AUM) reksa dana sebesar Rp31 triliun per 30 November 2023.
Syailendra Capital menyampaikan telah mengelola dana nasabah atau asset under management (AUM) reksa dana sebesar Rp31 triliun per 30 November 2023.
Syailendra Capital menyampaikan telah mengelola dana nasabah atau asset under management (AUM) reksa dana sebesar Rp31 triliun per 30 November 2023.

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi, PT Syailendra Capital menyampaikan telah mengelola dana nasabah atau asset under management (AUM) reksa dana sebesar Rp31 triliun per 30 November 2023. Perusahaan pun merancang berbagai strategi untuk tahun 2024 mendatang.

Group Head Operations Syailendra Capital Agustinus Chandra mengatakan, perusahaan tetap mencatatkan pertumbuhan AUM sepanjang 2023 meski dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global, tensi geopolitik, dan lain-lain.

"Per akhir November 2023 ini, total dana kelolaan PT Syailendra Capital mencapai Rp31 triliun atau mengalami pertumbuhan 50% sejak 5 tahun lalu," ujar Agustinus kepada Bisnis pada Rabu, (6/12/2023).

Adapun jika mengacu laman resmi OJK, Syailendra Capital mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp29,75 triliun per Oktober 2023. Artinya, dana kelolaan perusahaan tumbuh sekitar 4,20% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Jika dibandingkan periode November 2022 dengan dana kelolaan sebesar Rp27,31 triliun, maka Syailendra Capital mencatatkan kenaikan AUM 13,51% secara year-on-year (yoy).

Agustinus mengatakan, sepanjang 2023 reksa dana berbasis obligasi masih menjadi primadona, di tengah berbagai sentimen seperti peningkatan US Treasury Yield yang memberikan tekanan terhadap beberapa kelas aset di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. 

Terlebih, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 23 November 2023. Sedangkan Bank Sentral AS Federal Reserve juga masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% dan masih hati-hati untuk menaikkan suku bunga.

"Dengan kondisi tersebut, untuk tahun 2023, kami melihat reksa dana dengan aset alokasi pada pasar obligasi masih menjadi primadona karena tidak memiliki fluktuasi yang tinggi namun dapat memberikan performa yang masih cukup baik," katanya.

Adapun dalam 1 tahun terakhir, produk reksa dana andalan perusahaan yang memiliki performa moncer yaitu Reksa Dana Syailendra Pendapatan Tetap Premium dengan return 5,09%, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) Syailendra Dana Kas dengan return 4,18%, serta Reksa Dana Saham Syailendra Equity Opportunity Fund dengan return 1,08%.

Sementara itu untuk tahun 2024, Agustinus memproyeksikan bahwa reksa dana saham akan memiliki performa menarik, kendati pada tahun Pemilu dibayangi ketidakpastian kebijakan ekonomi, perubahan regulasi dan sentimen untuk investor.

Dia menyampaikan strategi perseroan pada 2024 untuk meningkatkan dana kelolaan yaitu memperluas distribusi penjualan produk reksa dana melalui berbagai bank, sekuritas, fintech, marketplace dan digital payment, serta aplikasi online reksa dana perusahaan.

"Kami melihat ke depannya aset kelas saham akan memiliki kinerja yang akan lebih menarik dibandingkan aset kelas yang lain, namun dari sisi investor kami sarankan untuk tetap melakukan aset alokasi portfolio sesuai profil risiko dalam berinvestasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper