Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menyampaikan komtimennya melaukan transisi dari bisnis batu bara. Salah satunya ialah pertambangan mineral.
Mulianto, Direktur Utama ITMG, menyampaikan perusahaan membuka peluang masuk ke bisnis pertambangan mineral. Hal itu sebagai salah satu upaya transisi bisnis perusahaan dari sektor batu bara.
"Kami ingin bisnis yang berkelanjutan. Kami ingin masuk ke sektor mineral yang bersifat teknologi bersih dan berkelanjutan," jelasnya dalam Public Expose Live, Kamis (30/11/2023).
Oleh karena itu, ITMG membuka peluang akuisisi sektor pertambangan dan pengolahan nikel. Saat ini, perseroan masih mencari aset yang tepat
Rencana transisi ITMG pun mendapat dukungan dari induk usahanya Banpu Public Company Limited.
Baru-baru ini, Chief Executive Officer Banpu Somruedee Somphong mengatakan ITMG baru saja mendirikan PT ITM Bhineka Power (IBP) sekitar dua tahun yang lalu. Dari sana, kata dia, investasi ITMG akan terus berkembang.
Baca Juga
"Kami akan melihat bagaimana kami bisa melakukan beberapa akuisisi untuk membuatnya semakin besar," kata Som, panggilan akrabnya, ditemui di Tangerang Selatan, Selasa (14/11/2023).
Hanya saja, kata dia, saat ini Grup ITMG belum memiliki target yang pasti. Selain itu, ITMG juga belum bisa membeberkan siapa saja pihak yang diajak berbicara mengenai akuisisi ini.
Som juga menuturkan, pihaknya sangat terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, untuk menjadi partner dalam proyek energi hijau dari hulu, midstream, hingga hilir. Di sektor mineral, ITMG juga mengincar bisnis nikel.
"Kami sangat terbuka. Kami harap kami dapat bekerja sama dengan beberapa perusahaan," ujarnya.
Dia juga menuturkan pembiayaan untuk proyek energi hijau ITMG bukan merupakan masalah untuk saat ini. Som mengatakan ITMG adalah perusahaan dengan kas yang besar, dan siap untuk melakukan investasi di perusahaan berskala kecil, menengah, hingga besar untuk masuk ke bisnis baru.
Adapun hingga akhir September 2023, ITMG mencetak pendapatan mencapai US$1,82 miliar atau setara Rp28,53 triliun (estimasi kurs Rp15.526 per dolar AS). Pendapatan tersebut turun 30,19% dibandingkan per kuartal III/2022 yang menembus US$2,61 miliar atau sekitar Rp40,61 triliun.
Pendapatan bersih ITMG ini dikontribusi dari anak usaha PT Bharindo Ekatama US$763,32 juta, PT Indominco Mandiri (IMM) sebesar US$583,74 juta, PT Trubaindo Coal Mining (TCM) yang mencapai US$524,71 juta.
Berdasarkan segmen penjualannya, penjualan ITMG ke China menjadi kontributor terbesar dengan nilai US$524,40,79 juta, selanjutnya Jepang US$367,62 juta, Indonesia US$311,11 juta, Filipina US$192,42 juta, dan Thailand US$106,75 juta.
Turunnya pendapatan ini juga turut membuat laba bersih ITMG turun menjadi US$405,83 juta atau sekitar Rp6,3 triliun. Laba bersih ITMG turun 54,59% dari sebelumnya US$893,81 juta per September 2022.