Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir Moderat, Beda Sinyal Pejabat The Fed

Ketiga indeks saham utama AS kehilangan momentum, namun mengakhiri sesi perdagangan dalam kisaran tertentu di zona hijau.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York berakhir dengan moderat pada perdagangan Selasa (28/11/2023) waktu setempat karena investor berupaya mencerna pernyataan yang bertentangan dari pejabat Federal Reserve dengan data terbaru konsumen AS.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (29/11/2023), indeks Dow Jones Industrial Everage ditutup menguat 0,24% atau 83,51 poin ke posisi 35.416,98, S&P 500 naik 0,10% atau 4,46 poin ke 4.554,89, dan Nasdaq terapresiasi 0,29% atau 40,73 poin ke 14.281,76.

Ketiga indeks saham utama AS kehilangan momentum seiring berjalannya sesi, namun mengakhiri sesi perdagangan dalam kisaran tertentu di zona hijau.

"Bahkan pelari maraton pun harus berhenti sejenak, mengambil napas, dan minum air. Itu tidak berarti perlombaan selesai. Ini merupakan bulan November yang sangat kuat, dan investor mempunyai banyak alasan untuk optimis menjelang akhir tahun,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, mengutip Reuters.

Pelaku pasar kini mencermati pernyataan para pengambil kebijakan moneter menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan depan.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa bahwa ia semakin yakin tingkat suku bunga kebijakan bank sentral saat ini cukup membatasi dan bahkan mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan jika inflasi terus turun mendekati target The Fed sebesar 2%.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee memuji kemajuan para pembuat kebijakan dalam menurunkan inflasi pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1950an.

Di sisi lain, pernyataan dari Gubernur Fed Michelle Bowman menyarankan kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk mengendalikan inflasi pada waktu yang tepat.

“Pesan yang beragam dari Fed cukup normal dan terjadi setiap kali The Fed mendekati akhir suatu siklus, karena beberapa anggota FOMC dan gubernur Fed tertentu akan merasa lebih kuat dibandingkan yang lain sehingga sudah waktunya untuk menghentikan [pengetatan],” kata Pursche.

Berdasarkan indikator FedWatch CME, pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 98,9% bahwa FOMC akan membiarkan suku bunga The Fed berada pada level 5,25%-5,50% ketika pertemuan bulan depan.

Musim belanja liburan yang penting telah semakin meningkat, dengan data survei dari National Retail Federation menunjukkan konsumen AS berencana untuk membelanjakan sekitar 5% lebih banyak tahun ini.

Hal ini sesuai dengan data kepercayaan konsumen Conference Board yang dirilis Selasa pagi, yang mengejutkan karena membaiknya ekspektasi jangka pendek.

Pada minggu ini, Departemen Perdagangan AS akan merilis perkiraan kedua untuk Produk Domestik Bruto kuartal ketiga, dan laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang mencakup pendapatan, pengeluaran, dan yang terpenting, inflasi.

Dari berita korporasi, saham Boeing naik 1,4% setelah RBC Capital Markets meningkatkan peringkat rekomendasi sahamnya menjadi outperform dari sector perform.

Saham perusahaan e-commerce Tiongkok PDD Holdings yang terdaftar di AS melonjak 18,1% setelah perusahaan tersebut melampaui perkiraan pendapatan.

Saham Affirm Holdings melonjak 11,5%, memperpanjang peningkatan Cyber Monday-nya, sedangkan saham pembuat chip Micron Technology turun 1,8% setelah perusahaan memperkirakan biaya operasional kuartal pertama lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper