Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1% lebih mendekati level 7.000 jelang hasil pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) soal suku bunga. Saham BREN hingga GOTO terpantau mendorong IHSG.
Pukul 10.37 WIB, IHSG naik 1,16% atau 80,04 poin menjadi 6.987. Indeks komposit bergerak di rentang 6.926,26 hingga 6.988,40 pada perdagangan pagi hari ini.
Sebanyak 11,67 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp3,91 triliun dalam 537.586 kali transaksi. Sebanyak 262 saham yang menguat, 210 saham melemah, dan 226 saham stagnan.
Saham paling laris diperdagangkan pada awal perdagangan hari ini yaitu PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan nilai transaksi Rp461,9 miliar. Saham GOTO pun melesat 5,95% ke level Rp89 per saham.
Emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps yang juga parkir di zona hijau yakni saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang terbang 13,27% ke level Rp6.400 per saham.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga naik 0,56% ke posisi Rp8.925 per saham setelah pengumuman dividen interim. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun menguat 1,42% ke posisi Rp5.350 per saham.
Baca Juga
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan secara teknikal level resistance IHSG di angka 6.950, sedangkan level pivot adalah 6.900 dan level support di angka 6.860. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG melemah IHSG 0,79% ke 6.906.
Valdy menambahkan, saham-saham bank, terutama bank berkapitalisasi besar cenderung menguat dan menopang IHSG pada perdagangan kemarin. Oleh karena itu, ekspektasi BI menahan suku bunga acuan di 6% dapat mendorong rebound lanjutan pada saham-saham bank hari ini.
Dari sentimen global, pasar saham di AS kembali fluktuatif merespon rilis risalah FOMC The Fed. Mayoritas indeks Wall Street mencatatkan rebound pada Rabu (22/11) bersamaan dengan penurunan US 10-year Treasury Yield ke 4,41%. Posisi yield tersebut turun signifikan dari 5% pada Oktober 2023 lalu.
Dia bilang, pasar mencerna dua hal dari risalah FOMC terakhir The Fed dalam dua hari perdagangan ini. Pertama, pasar merespons negatif pernyataan bahwa kebijakan moneter ketat masih diperlukan untuk menekan inflasi di AS. Hal ini memicu pelemahan Wall Street pada Selasa (21/11/2023).
Kedua, pasar merespons positif petunjuk bahwa The Fed akan menahan sukubunga acuan dalam FOMC 13 Desember 2023. Hal ini mendorong rebound di Rabu (22/11).