Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Sandiaga Uno-Boy Thohir MDKA Target Produksi Emas 140.000 Ons

Emiten Sandiaga Uno dan Garibaldi 'Boy Thohir', PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menargetkan produksi emas 120.000-140.000 troy ons pada 2023.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang logam Grup Saratoga terafiliasi Sandiaga Uno dan Garibaldi 'Boy Thohir', PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menargetkan produksi emas 120.000-140.000 troy ons pada 2023. 

Sepanjang periode Januari–September 2023, MDKA membukukan pendapatan usaha sebesar US$1,17 miliar atau setara Rp18,12 triliun. Pendapatan itu naik 86,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$616,01 juta. 

Pendapatan itu ditopang oleh penjualan ekspor sebesar US$725,74 juta naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$521,21 juta. Adapun penjualan domestik tercatat sebesar US$445,20 juta, naik drastis dibandingkan periode tahun lalu di level US$96,73 juta. 

"Peningkatan pendapatan yang signifikan sebesar US$544 juta disebabkan oleh tambahan pendapatan sebesar US$618 juta dari penjualan NPI dan nikel matte, yang dihasilkan dari commissioning pabrik peleburan PT Zhao Hui Nickel (ZHN) berkapasitas 50.000 ton per tahun dan akuisisi PT Huaneng Metal Industry (HNMI), sebuah perusahaan nikel matte bermutu tinggi (HGNM), pada kuartal II/2023," papar manajemen MDKA dalam siaran pers.

Pendapatan MDKA juga berasal dari penjualan emas sebesar 98.694 ons dari tambang emas Tujuh Bukit (Emas TB) pada 9 bulan 2023, dibandingkan dengan 113.450 ons per September 2022. Penurunan ini disebabkan oleh rencana menurunkan produksi sesuai dengan jadwal penambangan.

Harga jual rata-rata di 9 Bulan 2023 adalah US$1,942 per ons, naik dibandingkan dengan US$1,820/oz pada 9 bulan 2022. Sampai akhir 2023, MDKA mengincar 120.000-140.000 produksi emas dengan rata-rata biasa keseluruhan (AISC) US$1.100-US$1.300 per ons.

Selain emas, MDKA mengeruk cuan dari penjualan tembaga sebanyak 11.011 ton dari tambang tembaga/pirit Wetar (Wetar) per September 2023, dibandingkan penjualan 9 bulan 2022 sebanyak 15.659 ton. Penurunan volume penjualan tembaga sejalan dengan penurunan produksi tembaga.

Harga jual rata-rata per September 2023 adalah US$8.660 per ton, turun dibandingkan dengan US$9.079 per ton pada 9 bulan 2022. Tambang tembaga Pirit Wetar sampai akhir 2023 diharapkan memprodusi 14.000 hingga 16.000 ton tembaga dengan AISC sebesar US$4,20 hingga 5,00 per pon.

Berbalik Rugi

MDKA berbalik rugi US$23,77 juta atau setara Rp368,17 miliar (kurs jisdor Rp15.487) meski pendapatan naik 86,92% per September 2023. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, emiten besutan Sandiaga Uno ini mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$23,77 juta atau sekitar Rp368,17 miliar sepanjang sembilan bulan 2023. Padahal periode yang sama tahun lalu, MDKA mencatatkan laba bersih sebesar US$69,19 juta. 

Adapun beban pokok ikut melambung menjadi US$1,05 miliar atau setara Rp16,28 triliun. Beban ini membengkak 118,20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$481,91 juta. 

Selain itu, MDKA juga membukukan pembengkakan beban keuangan sebesar US$59,77 juta dan beban pendapatan sebesar US$15,55 juta. Kemudian beban umum tercatat sebesar US$38,13 juta. 

Sementara itu, liabilitas MDKA tercatat sebesar US$2,07 miliar naik dibandingkan periode akhir tahun lalu sebesar US$1,85 miliar. Secara lebih rinci, liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,31 miliar sementara liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$758,70 juta. 

Kemudian ekuitas tercatat sebesar US$2,61 miliar naik dibandingkan periode Desember lalu sebesar US$2,02 miliar. Adapun total aset tercatat sebesar US$4,69 miliar. 

Manajemen MDKA menjelaskan peningkatan signifikan terhadap aset disebabkan oleh proses pembangunan pabrik Acid Iron Metal (AIM) di Morowali, kenaikan produksi nikel dan sebagai dampak akuisisi PT Huaneng Metal Industry oleh Grup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper