Bisnis.com, JAKARTA – Anggaran proyek infrastruktur pemerintah untuk tahun 2024 yang mencapai Rp422,7 triliun akan menjadi peluang bagi emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) meraup kontrak baru.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah meningkatkan perolehan kontrak baru dari realisasi 2023.
“Peningkatan anggaran infrastruktur tentu menjadi sebuah peluang yang perlu dioptimalkan oleh perseroan, sejalan dengan strategi yang telah ditetapkan WIKA untuk menyerap kontrak baru,” ujar Mahendra kepada Bisnis, Senin (20/11/2023).
Dia menambahkan bahwa WIKA akan berupaya meraih kontrak baru, yang pendanaannya terutama berasal dari pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Mahendra, target untuk meningkatkan kontrak baru pada 2024 akan membuat pengelolaan arus kas perseroan menjadi lebih baik, sekaligus menjadi modal untuk diproduksi hingga beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan catatan Bisnis, anggaran proyek infrastruktur pemerintah yang mencapai Rp422,7 triliun untuk tahun 2024 naik 8% dibandingkan anggaran 2023 sebesar Rp391,7 triliun.
Baca Juga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan peningkatan alokasi anggaran infrastruktur dilakukan untuk menunjang pembangunan sejumlah proyek, salah satunya IKN Nusantara.
Anggaran infrastruktur pada 2024 juga diprioritaskan untuk penguatan penyediaan layanan dasar, peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas, peningkatan jaringan irigasi melalui pembangunan bendungan, saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier.
Dalam perkembangan lain, WIKA juga diusulkan meraih kembali Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun pada 2024. Sebagai informasi, pada tahun ini, WIKA juga telah mendapatkan lampu hijau PMN sebesar Rp6 triliun.
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menargetkan WIKA meraih penyertaan modal negara (PMN) bernilai total Rp10 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan kapasitas perseroan.
Kartika Wirjoatmodjo, atau akrab disapa Tiko, menjelaskan nilai tersebut merupakan hasil kumulatif dari PMN sebesar Rp6 triliun yang telah disetujui pada tahun ini, dan suntikan tambahan Rp4 triliun yang bakal diajukan kembali pada 2024.
“Kami bicara tahun depan akan usulkan lagi Rp4 triliun sehingga total PMN ke WIKA itu nanti Rp10 triliun,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Jakarta awal November 2023.
Dia menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadi fokus Kementerian BUMN dalam upaya mendorong WIKA kembali meraih suntikan modal negara pada tahun depan.
Pertama, WIKA disebut terdampak dari penurunan nilai properti karena perseroan juga bergerak di industri tersebut. Kedua, Kementerian BUMN ingin mengembangkan kapasitas WIKA dalam bidang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering-procurement-construction/EPC).