Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun sekitar 5% pada hari Kamis ke level terendah dalam empat bulan, karena investor khawatir pasokan minyak global yang berlimpah sedangkan permintaan dari AS dan Asia lemah.
Brent berjangka turun US$3,76, atau 4,6%, menjadi US$77,42 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$3,76, atau 4,9%, menjadi US$72,90. Baik Brent dan WTI sebelumnya diperdagangkan pada level terendah sejak 7 Juli, masing-masing pada US$76,60 dan US$72,16.
Kontrak bulan depan WTI dan Brent juga diperdagangkan di bawah kontrak tanggal selanjutnya, struktur yang dikenal sebagai contango.
“Suasananya negatif, grafiknya negatif,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group. "Diperlukan sesuatu untuk mengubah suasana hati itu, dan sampai saat itu tiba, orang-orang akan tetap tenang sampai mereka menyadari bahwa hal itu sudah berlebihan."
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan pada minggu lalu, menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja terus melemah.
Laporan tersebut muncul setelah data lain yang menunjukkan penjualan ritel AS turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada bulan Oktober karena pembelian kendaraan bermotor dan belanja hobi menurun. Hal ini menunjukkan melambatnya permintaan pada awal kuartal keempat yang semakin memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga.
Baca Juga
OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan terbatasnya pasokan pada kuartal keempat, namun data AS pada hari Rabu menunjukkan persediaan berlimpah.
Sementara itu, perkiraan perlambatan produksi kilang minyak Tiongkok juga membuat investor terdiam. Produksi minyak berkurang pada bulan Oktober dari nilai tertinggi bulan sebelumnya karena melemahnya permintaan bahan bakar industri dan menyempitnya margin penyulingan.
Namun, aktivitas ekonomi Tiongkok tetap meningkat pada bulan Oktober karena output industri meningkat lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melampaui ekspektasi.
“Penurunan harga saat ini terjadi di tengah latar belakang yang tampaknya menguntungkan, yang menunjukkan bahwa investor tidak percaya pada narasi 'penarikan saham Q4'; sesuatu yang tidak didukung oleh laporan mingguan EIA baru-baru ini,” kata Tamas Varga dari PVM pialang minyak.
Ketika konflik Israel-Hamas tampaknya meningkat di Gaza, para pejabat AS pada hari Rabu mengatakan mereka akan menerapkan sanksi minyak terhadap Iran, yang telah lama menjadi pendukung Hamas.