Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian baru dengan jumlah perusahaan tercatat tembus melebihi 900 emiten per hari ini, Rabu, (8/11/2023).
Adapun, tiga emiten mencatatkan sahamnya di BEI hari ini, di antaranya PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk. (MSTI) sebagai emiten ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk. (IKPM) sebagai emiten ke-901.
Alhasil, tiga perusahaan ini menambah jumlah perusahaan tercatat saham di BEI pada 2023 menjadi sebanyak 77 perusahaan dengan total dana yang dihimpun (fund raised) menembus Rp54,3 triliun.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, potensi pencatatan emiten atau initial public offering (IPO) diprediksi masih semarak hingga akhir 2023.
Pasalnya, dengan tren suku bunga acuan tinggi saat ini, membuat beban bunga pinjaman perbankan akan meningkat, sehingga menurutnya perusahaan akan mencari alternatif opsi penggalangan dana murah, salah satunya melalui IPO di BEI.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Oktober 2023. Di lain sisi, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih memproyeksikan kenaikan suku bunga sekali lagi hingga akhir 2023, meski Fed Fund Rate saat ini masih ditahan di kisaran 5,25%-5,5%.
Baca Juga
"Prediksi IPO masih semarak hingga akhir tahun, bahkan sampai 2024 sepertinya juga masih semarak," ujar Nico kepada Bisnis, Rabu, (8/11/2023).
Di lain sisi, menurutnya pasar modal Indonesia juga masih dibayangi berbagai sentimen, baik dari domestik seperti kondisi politik Indonesia jelang Pemilu 2024. Maupun dari global seperti perang di Timur Tengah antara Israel-Hamas yang tensinya semakin memanas.
Senada, Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, perusahaan yang melakukan IPO biasanya bertujuan untuk meraup pendanaan instan.
Dari sisi investor, menurutnya perusahaan yang baru melantai di BEI akan dimanfaatkan bagi para pelaku trader untuk trading jangka pendek.
"Buat trading jangka pendek. Karena fundamental perusahaan IPO baru akan terlihat setelah dua tahun IPO," ujar Kiswoyo kepada Bisnis.
Sebagai informasi, jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di BEI didominasi oleh sektor consumer cyclicals sebesar 16,9% atau sebanyak 152 perusahaan dari total. Lalu sektor consumer non-cyclicals sebesar 13,7%, sektor financials 11,8%, dan basic materials 11,3%.
Sementara itu, persebaran perusahaan tercatat BEI secara geografis masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4% atau 643 emiten. Sedangkan, provinsi dengan emiten terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3%, dan Banten 7,7%. Hingga saat ini, masih terdapat 27 perusahaan potensial di pipeline pencatatan BEI.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.