Bisnis.com, JAKARTA – Rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih berlanjut pada awal pekan ini, setelah pekan lalu IHSG dan bursa global dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang menahan level suku bunga acuannya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memaparkan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.740 – 6.830.
Menurutnya, setelah mengalami tekanan dan volatilitas, IHSG pekan ini akan mendapatkan angin segar, utamanya setelah data-data ekonomi dari AS yang dirilis akhir pekan lalu.
“Data ketenagakerjaan AS yang pada Jumat lalu keluar, dan hasilnya tentu saja di luar dugaan karena ketenagakerjaan di Amerika turun lebih dalam daripada analisa kami,” jelas Nico dalam riset, Senin (6/11/2023).
Data change in nonfarm payrolls AS tumbuh lebih rendah dari sebelumnya 297.000 pada September 2023 menjadi 150.000 pada Oktober 2023. Tidak hanya data ini, data pengangguran pun kembali mengalami kenaikkan, meskipun tidak banyak namun ini sudah lebih dari cukup karena mendekati target dari The Fed.
“Data pengangguran mengalami kenaikkan dari sebelumnya 3,8% menjadi 3,9%. Hal inilah yang membuat kami yakin, tidak ada alasan bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan terakhir di tahun ini pada Desember mendatang,” kata Nico.
Baca Juga
Jika prediksi tersebut menjadi kenyataan, lanjut Nico, maka keputusan The Fed akan menjadi 'hadiah' dari Santa Clause menjelang penutupan akhir 2023. Dengan dukungan kinerja emiten dalam negeri yang masih cukup solid, tentu membuat potensi window dressing terbuka lebar
Namun demikian, Nico mengingatkan Ketua The Fed Jerome Powell masih malu-malu untuk mengakui bahwa era kenaikkan tingkat suku bunga sudah selesai, karena dirinya tahu bahwa untuk membuat keputusan terbaik, maka harus dilakukan selangkah demi selangkah dan tidak gegabah dalam membuat keputusan di tengah ketidakpastian.
Selain dari AS, IHSG juga akan terpengaruh oleh sentimen dari Asia, yakni berupa indikator ekonomi utama pembacaan inflasi konsumen terkini Thailand, Filipina, dan Taiwan, serta PDB kuartal ketiga dari Filipina, Hong Kong, dan Indonesia.
Angka PDB Indonesia dan angka inflasi Thailand akan dirilis pada hari ini, Senin (6/11/2023).
Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartalan diperkirakan turun lebih dari setengahnya menjadi 1,71% dari 3,86%, menurut jajak pendapat Reuters, dan pertumbuhan tahunan diperkirakan akan tetap stabil di atas 5%.
Rupiah pekan lalu menghentikan penurunan beruntun delapan minggunya, bangkit dari level terendah dalam tiga setengah tahun di hampir Rp16.000 per dolar AS.
Dari segi kebijakan, keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia pada Selasa juga akan menjadi sorotan pelaku pasar regional minggu ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan suku bunga acuan Bank Sentral Australia akan dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 4,35%, menghentikan empat pertemuan yang tertunda karena inflasi terbukti sangat kuat.
Pada Selasa, Bank of Korea juga menerbitkan risalah pertemuan kebijakan terakhirnya dan pada Kamis pekan ini, Bank of Japan merilis ringkasan opini anggota dewan dari pertemuan kebijakan tanggal 30-31 Oktober 2023.