Bisnis.com, BADUNG - Bappebti membeberkan pemerintah tengah menggodok rencana pemberian insentif kepada produsen minyak sawit mentah (CPO) yang masuk ke bursa CPO.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) periode 2022-2023, Didid Noordiatmoko mengatakan rencana insentif tersebut masih digodok bersama Kementerian dan Lembaga lainnya.
Misalnya, ihwal insentif pajak akan dibahas lebih lanjut di Kementerian Keuangan begitupun dengan insentif Domestic Market Obligation (DMO) untuk ekspor akan dibahas lebih lanjut dalam bersama Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Namun, menurutnya pembahasan tersebut hingga saat ini belum terlampau jauh.
“Karena ini masih berupa kajian. Kajian ini harus kita buktikan dengan kondisi lapangannya, kira-kira begitu,” ujar Didid usai menghadiri Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).
Didid mengatakan, rencana insentif tersebut juga mempertimbangkan tingkat kredibilitas bursa CPO Indonesia. Apalagi, bursa CPO Indonesia baru diluncurkan sekitar dua pekan lalu.
“Jadi sambil menunggu bursa ini kredibel sehingga transparansi dan fairnessnya diyakini, kami juga secara paralel menyusun kajiannya, kami berdiskusi dengan angka-angka yang lebih nyata lagi hukan asumsi lagi,” tuturnya.
Baca Juga
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa bursa CPO untuk ekspor bersifat sukarela.Artinya produsen tidak diwajibkan untuk ikut serta ke dalam bursa.
“Saya tidak ingin semuanya diatur pemerintah, ini [bursa CPO] untuk kepentingan saudara silahkan dipergunakan sebaik-baiknya,” ujar Zulhas saat memberi sambutan dalam pembukaan IPOC secara virtual.
Dia berharap adanya bursa berjangka CPO dapat menjadi fondasi Indonesia menjadikan acuan harga CPO yang adil, transparan dan akuntabel serta realtime.
“Kalau tidak, anda akan selalu ditentukan oleh Rotterdam, Malaysia, saya kira kita juga punya harga diri,” ucap Zulhas.