Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) meraih pendapatan sebesar Rp11,44 triliun sampai dengan kuartal III/2023. Capaian ini lantas membuat laba bersih perseroan tumbuh 11,94% secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, dikutip Kamis (2/11/2023), pendapatan ADHI sepanjang Januari-September 2023 tumbuh 25,36% year-on-year (YoY) menjadi Rp11,44 triliun.
Pertumbuhan itu ditopang oleh pendapatan dari segmen teknik dan konstruksi yang tercatat mencapai Rp9,44 triliun atau meningkat 27,96% secara tahunan. Selain itu, pendapatan manufaktur melesat 60,94% YoY menuju angka Rp960,01 miliar.
Selanjutnya, pendapatan dari segmen properti dan pelayanan sebesar Rp427,15 miliar, turun 27,95% YoY. Adapun segmen investasi membukukan Rp620,1 miliar atau naik 9,74% YoY.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan juga meningkat 28,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp10,32 triliun. Hal ini didorong oleh kenaikan beban teknik dan konstruksi.
Dengan demikian, laba kotor yang dirangkum ADHI sepanjang Januari-September 2023 mencapai Rp1,11 triliun atau mencerminkan kenaikan sebesar 4,10% YoY.
Baca Juga
Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban usaha lainnya, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,53 miliar, tumbuh 11,94% YoY. Meski demikian, laba per saham turun dari level Rp5,9 menuju Rp2,8 per lembar.
Sampai dengan kuartal III/2023, ADHI membukukan total aset sebesar Rp39,41 triliun atau turun 1,42% year-to-date (YtD). Adapun liabilitas menurun 2,33% YtD menjadi Rp30,43 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp8,98 triliun atau naik 1,80% YtD.
Adapun arus kas setara kas pada akhir periode September 2023 mencapai Rp3,18 triliun atau melesat sebesar 322,48% YoY dari posisi sebelumnya Rp752,87 miliar.
Dalam perkembangan lain, ADHI tengah dihadapkan pada utang obligasi yang akan jatuh tempo pada 18 November mendatang. Akan tetapi, perseroan telah menyatakan kesiapannya untuk membayar pokok Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap I 2020 senilai Rp289,6 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ADHI Bambang Krisminarno menyampaikan bahwa dana tersebut akan tersedia pada saat jatuh tempo yang sesuai ketentuan memiliki tenggat pada tanggal 16 November mendatang.
“Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran obligasi tersebut berasal dari kas internal perusahaan,” ujarnya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia, akhir Oktober 2023.
Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menyematkan peringkat idA- untuk obligasi milik ADHI yang akan jatuh tempo pada November 2023.
ADHI memiliki utang dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap I 2020 yang terbit pada 18 November 2020. Obligasi ini memiliki nilai pokok Rp289,6 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, dan suku bunga tetap 9,75% serta pembayaran bunga setiap kuartal.