Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Israel-Hamas Masih Jadi Sorotan, Minyak Mentah WTI Bertahan di US$81 per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 menguat 0,40% atau 0,32 poin menjadi US$81,34 per barel.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah menguat setelah mengalami penurunan pada dua hari pertama pekan ini. Perhatian kini juga beralih pada permintaan global akibat perang, yang terbatas antara Israel dan Hamas.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (1/11/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 menguat 0,40% atau 0,32 poin menjadi US$81,34 per barel pada pukul 14.00 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Januari 2024 melemah 0,05% atau 0,04 poin ke US$87,41 per barel, pada penutupan Selasa (31/10).

Harga minyak mentah WTI berada di sekitar US$81 per barel dan minyak mentah Brent diperdagangkan di atas US$85 per barel, mendekati harga sebelum serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. 

Diketahui bahwa pasukan Israel terus bergerak secara bertahap ke Jalur Gaza dan tentara melaporkan adanya korban pertama sejak dimulainya serangan darat. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga akan kembali ke Israel pada Jumat (3/10) dan melakukan kunjungan ke wilayah lain dalam upaya diplomatis, yang sejauh ini membantu mencegah konflik merembet ke seluruh Timur Tengah.

Disamping perang, ada bukti bahwa prospek permintaan sedang goyah dengan minyak mentah WTI dan Brent membukukan penurunan bulanan pertama mereka, sejak bulan Mei 2023. 

Manufaktur di China, selaku importir terbesar di dunia, kembali menurun pada Oktober 2023 sementara BP Plc menyatakan bahwa pasar bensin dan diesel global kelebihan pasokan. 

Harga minyak Brent sendiri telah terhenti dari empat bulan kenaikan berturut-turut, dengan penurunan lebih dari 8% pada Oktober 2023. Hal tersebut karena kekhawatiran permintaan membayangi konflik Israel-Hamas. 

Kemudian, kekhawatiran akan gangguan pasokan atau transportasi di wilayah yang merupakan sumber sekitar sepertiga minyak mentah dunia telah mereda karena perang yang masih terkendali. 

"Premi risiko geopolitik terhadap minyak memudar, yang berarti fokus pasar minyak kemungkinan akan kembali ke faktor permintaan dan penawaran global," jelas pakar strategi investasi di Standard Chartered Plc, Han Zhong Liang.

Adapun, ketatnya pasar minyak dalam jangka pendek kemungkinan akan memberikan jalan bagi kehancuran permintaan dalam jangka panjang dengan harga yang cenderung lebih rendah.

American Petroleum Institute yang didanai oleh industri menuturkan bahwa stok minyak mentah AS naik 1,35 juta barel minggu lalu. Ada juga sedikit peningkatan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma. 

AlphaBBL juga melaporkan peningkatan persediaan di Cushing. Data resmi akan dirilis pada hari Rabu (1/11) waktu setempat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper