Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Catat Rugi Rp1,15 Triliun meski Pendapatan Melonjak 48,32%

Kendati pendapatan meningkat, Garuda Indonesia (GIAA) menelan rugi bersih US$72,38 juta atau sekitar Rp1,15 triliun pada kuartal III/2023.
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan dari emiten penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. GIAA kembali melonjak pada kuartal III/2023. Namun, perseroan masih harus menelan rugi bersih lantaran beban yang membengkak.

Menyitir laporan keuangan hingga akhir September 2023, GIAA meraih pendapatan usaha senilai US$2,23 miliar atau setara Rp35,62 triliun (estimasi kurs Rp15.951). Nilai ini melesat 48,32% dibandingkan dengan capaian tahun lalu.

Pendapatan usaha perseroan dihasilkan dari penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02% year-on-year (YoY) menjadi US$1,72 miliar, penerbangan tidak berjadwal meraih cuan US$274,25 juta, dan lainnya mencapai US$234,91 juta.

Kendati pendapatan meroket, GIAA turut membukukan kenaikan beban usaha. Selama Januari – September 2023, beban usaha perseroan mencapai US$1,99 miliar atau naik 7,14% YoY.

Kenaikan beban tersebut dikontribusikan oleh beban operasional penerbangan yang naik dari US$1,08 miliar pada kuartal III/2023, menjadi US$1,13 miliar tahun ini. Beban tiket dan promosi juga naik 47,90% YoY menjadi US$149,75 juta.

Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban lainnya, GIAA menelan rugi bersih sebesar US$72,38 juta atau sekitar Rp1,15 triliun pada kuartal III/2023. Berbalik dari laba yang diraih Januari – September 2022 yakni US$3,7 miliar.

Sebelumnya, sempat beredar kabar Garuda Indonesia diproyeksikan meraup laba hingga US$399 juta hingga akhir 2023. GIAA juga diproyeksikan meraup laba beruntun seperti laba US$589 juta pada 2024, laba US$631 juta tahun 2025, dan laba US$647 juta pada 2026.

kabar lantas dimentahkan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dia mengaku tidak tahu dari mana dan kapan informasi proyeksi laba itu beredar, dan meminta agar setiap sumber informasi langsung dikonfirmasi ke manajemen.

“Jadi, prognosa tahun ini saya belum bisa ngomong termasuk tahun-tahun ke depan,” ujar Irfan saat ditemui awak media di ICE BSD Tangerang, Jumat (27/10/2023).

Hingga kuartal III/2023, GIAA membukukan total aset sebesar US$6,15 miliar atau melemah 1,27% year-to-date (YtD), sementara liabilitas turun 0,05% YtD menjadi US$7,76 miliar, dan ekuitas mencapai US$1,61 miliar atau tumbuh 4,92% YtD.

Adapun arus kas setara kas pada akhir periode September 2023 mencapai US$351,81 juta, atau melesat sebesar 109,42% YoY dari posisi sebelumnya US$167,99 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper