Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Selamat dari Zona Merah Berkat Dibopong Saham GOTO dan BRPT

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diselamatkan dari zona merah oleh pergerakan saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO)
Annisa Kurniasari Saumi, Pandu Gumilar
Selasa, 31 Oktober 2023 | 16:24
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diselamatkan dari zona merah oleh pergerakan saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang mendadak menguat di akhir perdagangan.

Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) seolah melawan tren pasar yang dilanda kepanikan jelang pengumuman The Fed terkait suku bunga acuan. Saham GOTO naik 7,14% ke level Rp60 dengan frekuensi saham yang beredar 6,2 miliar.

Adapun total transaksi saham GOTO hari ini, Selasa (31/10/2023), diperkirakan sebanyak 23.469 kali dengan nilai sebesar Rp357 miliar.

Setali tiga uang, saham milik Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mengalami penguatan 12% ke Rp1.125. Saham energi itu ditransaksikan sebanyak 23.473 kali dengan perkiraan nilai Rp293 miliar.

Di sisi lain, saham-saham berkapitalisasi jumbo seperti BBCA turun 1,1%, BMRI turun 0,87% dan BBRI terkoreksi 0,8%.

IHSG hari ini dibuka pada level 6.735 dengan posisi tertinggi 6.754 dan level terendahnya di 6.666. Jumlah saham yang beredar mencapai 25,8 triliun dengan jumlah transaksi 1,5 juta kali. Adapun nilai transaksi harian saham hari ini mencapai Rp11,19 triliun.

Terdapat 252 saham yang mengalami penguatan, 291 saham yang melemah dan 210 saham yang stagnan.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan kali ini.

"Akan tetapi, pasar mengantisipasi potensi hawkish statement dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell," kata Rio dihubungi Selasa (31/10/2023). 

Dia memperkirakan dengan antisipasi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan relatif bergerak fluktuatif, menyusul keputusan dan petunjuk dari FOMC The Fed pada 1 November 2023 mendatang. 

Di sisi lain, kata Rio, IHSG juga berpotensi melemah apabila statemen dari Ketua the Fed, Jerome Powell lebih hawkish dari perkiraan.

Meski demikian, Rio melihat IHSG masih berpotensi melakukan rebound walaupun terbatas hingga akhir tahun. Hal tersebut mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang relatif lebih stabil dibandingkan sejumlah negara maju. 

Berdasarkan proyeksi tersebut, menurut Rio saham-saham rate sensitive perlu diwaspadai oleh pasar. Phintraco Sekuritas lebih menyarankan pelaku pasar mencermati saham-saham defensif untuk saat ini.

"Pasar dapat memperhatikan saham-saham defensif dan berpotensi rebound antara lain ELSA, CPIN, JPFA, MIKA, MEDC, dan ISAT," tutur dia.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan laju IHSG juga dibayangi kinerja emiten per kuartal III/2023 yang bervariasi. Menurutnya, kinerja emiten blue chip mayoritas tumbuh positif, tetapi dampaknya tidak begitu kuat mengingat pasar lebih cenderung wait and see.

"Ditambah kenaikan suku bunga belum bisa meredam pelemahan rupiah yang sudah semakin parah. Selain itu sudah terefleksi di pergerakan tren jangka pendek indeks sudah berada di tren penurunan," ujar Shin saat dihubungi Bisnis.

Lebih lanjut dia mengatakan, saham-saham top picks dari Kiwoom Sekuritas untuk saat ini yang bisa dicermati ada PGEO, HMSP, BBCA, BBRI, ASII, AKRA dan PTRO.

Di sisi lain, Para pejabat the Fed telah mengatakan bahwa mereka mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lama untuk memastikan inflasi turun, namun mereka juga mengatakan bahwa lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang baru-baru ini dapat bertindak seperti kenaikan suku bunga dengan sendirinya.

Bank sentral mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah selanjutnya berdasarkan data ekonomi dan inflasi yang masuk. Itulah mengapa minggu ini bisa menjadi minggu yang goyah bagi pasar, dengan banyak poin data yang dapat mengubah pikiran para pejabat.

Pada hari Selasa, pemerintah akan merilis data mengenai biaya tenaga kerja dari bulan Juli hingga September. Para pekerja telah berjuang untuk mendapatkan kenaikan gaji yang lebih tinggi, namun the Fed khawatir bahwa kenaikan gaji yang terlalu tinggi dapat memicu inflasi. Selain itu, The Conference Board akan merilis indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Oktober.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper