Bisnis.com, JAKARTA – Emiten anyar PT Agro Bahari Nusantara Tbk. (UDNG) resmi masuk Bursa Efek Indonesia setelah melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Pada pembukaan perdagangan perdananya hari ini, Selasa (31/10/2023) saham UDNG diperdagangkan naik 10 poin atau 10% ke harga Rp110 pada pembukaan perdagangan hari ini. Sebanyak 16,2 juta saham UDNG diperdagangkan sesaat setelah pembukaan perdagangan dengan nilai Rp1,77 miliar.
Pendiri dan Direktur Utama Agro Bahari Nusantara Vincent Lukito mengatakan seluruh pemegang saham pengendali dan manajemen UDNG memiliki komitmen tinggi dalam perkembangan usaha UDNG untuk selalu memaksimalkan profitabilitas dan memberi manfaat kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan UDNG.
Langkah komitmen tersebut diwujudkan dalam melakukan ekspansi kolam budidaya melalui perusahaan anak PT Marina Bahari Sentosa.
“Kami berharap untuk menjunjung tinggi kepercayaan publik yang diberikan kepada kami untuk selalu mengambil keputusan kegiatan usaha yang memberi manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan UDNG,” kata Vincent dalam keterangan resminya, Selasa (31/10/2023).
Sebagai informasi, UDNG akan menerbitkan 500 juta saham atau sebanyak 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Baca Juga
Saham yang memiliki nilai nominal Rp10 tersebut akan ditawarkan dengan harga Rp100 per saham. UDNG membidik dana segar sebesar Rp50 miliar.
Selain menerbitkan saham baru, UDNG juga akan menerbitkan 400 waran seri I atau sebesar 32% dari jumlah ditetapkan dan disetor penuh setelah IPO. Waran dengan nominal Rp10 per saham akan memiliki rasio 1 banding 1 atau setiap kepemilikan 1 saham berhak untuk menebus 1 waran.
Harga pelaksanaan waran tersebut adalah Rp105. Maka dana hasil penerbitan waran adalah sebesar Rp42 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT MNC Sekuritas dan PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia
UDNG berencana menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham yaitu sekitar 88,89% akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis dengan membangun tambak udang baru yang direncanakan berlokasi di daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Perusahaan Anak.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja UDNG termasuk namun tidak terbatas kepada pembelian benur, pakan udang, mineral dan probiotik pada pihak ketiga yang dilakukan melalui pembelian jual-beli putus serta untuk biaya operasional gaji, listrik, dan biaya umum operasional.
Sementara, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas operasional rutin dari manajemen properti seperti biaya karyawan, biaya maintenance properti, dan biaya operasional.