Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen ban jagoan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) menorehkan kinerja moncer hingga kuartal III/2023 dengan berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih. Saham GJTL pun melesat 25% tembus auto rejection atas (ARA) ke level Rp850 pada Jumat, (27/10/2023).
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), GJTL membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp699,27 miliar per 30 September 2023, atau berbalik dari periode sama 2022 yang menderita rugi sebesar Rp169,33 miliar.
Pada saat bersamaan, pendapatan perseroan justru tercatat turun tipis 1,40% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp12,57 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,75 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan GTJL ditopang dari penjualan ban sebesar Rp12,11 triliun, diikuti penjualan kain ban sebesar Rp1,01 triliun, kain sintetik Rp664,7 miliar, benang nilon Rp325,84 miliar, dan lainnya Rp457,91 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp2 triliun.
Adapun, GJTL berhasil memangkas beban pokok sebesar 9,41% yoy menjadi Rp9,99 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp11,03 triliun.
Alhasil, laba kotor GJTL melompat 49,95% yoy menjadi Rp2,57 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,72 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, kas dan setara kas perseroan naik 3,74% pada periode 9 bulan 2023, menjadi Rp678,76 miliar, dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp654,23 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset perseroan turun menjadi Rp18,81 triliun per 30 September 2023, dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp19,01 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp10,96 triliun, dibanding Desember 2022 sebesar Rp11,79 triliun. Sedangkan ekuitas perseoan naik menjadi Rp7,85 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp7,22 triliun.
Saham GJTL
Saham GJTL mencatatkan return positif dengan kenaikan 50,44% secara year-to-date (ytd) dari posisi 2 Januari 2023 di level Rp565 per saham ke level Rp850 per saham pada Jumat, (27/10/2023).
Adapun, saham GJTL sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp1.415 per saham pada Juli 2023 lalu. Namun hingga kini saham GJTL bergerak turun atau mengalami pola downtrend.
Berdasarkan catatan Bisnis, Lo Kheng Hong (LKH) sempat menghebohkan pasar usai namanya tidak lagi tercatat dalam laporan bulanan registrasi pemegang efek GJTL per 31 Juli 2023, dengan porsi kepemilikan di atas 5%. Padahal pada Juni 2023, Lo Kheng Hong masih menjadi pemegang 5,17% saham.
Pada keterbukaan informasi Gajah Tunggal juga, Lo Kheng Hong juga melaporkan aksi divestasinya pada 6 Juli 2023 – 7 Juli 2023 sebanyak 11.032.900 lembar. LKH menjual saham GJTL di harga Rp1.343 per lembar, maka hasil penjualannya sekitar Rp14,81 miliar(Rp14.817.184.700).
Aksi divestasi ini menjadikan kepemilikan saham Lo Kheng Hong menjadi 168.968.100 saham atau 4,8 persen dari sebelumnya sebanyak 180.001.000 saham atau sebanyak 5,17 persen.
Saat dikonfirmasi Bisnis, Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong mengklaim masih memiliki banyak saham GJTL meski di bawah 5%.
“Saya hanya mengurangi sedikit kepemilikan saham saya di Gajah Tunggal, saham Gajah Tunggal saya masih banyak, belum habis,” katanya saat dikonfirmasi Bisnis, Senin (14/8/2023).