Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah menguat seiring Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap dua fasilitas yang terkait dengan Iran di Suriah, sehingga meningkatkan kembali kekhawatiran bagi investor.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (27/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 menguat 1,62% atau 1,35 poin menjadi US$84,56 per barel pada pukul 14.04 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga menguat 1,58% atau 1,39 poin ke US$89,32 per barel.
Harga minyak mentah WTI telah naik menuju US$85 per barel. Kemudian minyak mentah Brent juga naik di atas US$89 per barel.
Harga minyak mulai bergejolak setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan indikasi Israel akan meluncurkan invasi darat ke Jalur Gaza akan membuat ketegangan tetap tinggi.
Diketahui bahwa serangan dari AS itu merupakan tanggapan atas serangan terhadap pasukan Amerika, setelah Pentagon mengumumkan pengerahan personel militer tambahan ke wilayah tersebut.
Kemudian, di lain sisi, Iran juga mengadakan latihan militer dan mengatakan AS tidak akan terpengaruh jika konflik meluas.
Baca Juga
“Ini merupakan minggu yang penuh gejolak bagi harga minyak karena pasang surutnya premi perang,” jelas ahli strategi pasar untuk Saxo Capital Markets Pte, Charu Chanana.
Chanana juga menuturkan bahwa kekhawatiran terhadap permintaan juga akan semakin meningkat lantaran konsumen AS kehabisan tabungan dan kekhawatiran terhadap resesi juga meningkat.
Premi perang Timur Tengah dalam kontrak berjangka sebagian menutupi penurunan harga beberapa barel fisik yang kemudian menunjukan bahwa permintaan mungkin melemah.
Pasar saham global pada minggu ini telah terjatuh dan indeks dolar mendekati level tertinggi sejak November 2022, sehingga meningkatkan harga komoditas bagi sebagian besar pembeli.
Hamas juga telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, didukung oleh Iran yang juga mendukung Hizbullah di Libanon selatan.
Menjelang serangan AS terhadap target-target di Suriah, AS juga melaporkan adanya peningkatan serangan-serangan pesawat tak berawak, yang menurut mereka dilakukan oleh milisi lokal yang didukung oleh Teheran.