Bisnis.com, JAKARTA - Emiten gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) membukukan penurunan laba bersih hingga kuartal III/2023. Laba bersih PGAS turun menjadi US$198,4 juta, atau setara Rp3,16 triliun (kurs Jisdor Rp15.941 per dolar AS).
PGAS membukukan pendapatan sebesar US$2,69 miliar atau setara Rp42,89 triliun pada 9 bulan 2023. Pendapatan ini naik tipis 1,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,64 triliun.
Pendapatan ini didorong oleh pendapatan dari pihak berelasi yang mencapai US$1,07 miliar, dan dari pihak ketiga sebesar US$1,61 miliar. Pendapatan dari pihak berelasi dan ketiga ini meningkat masing-masing 4,18% dan 0,38% secara tahunan atau year on year (yoy).
Manajemen PGN menjelaskan pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian adalah pendapatan dari PLN dan entitas anaknya masing-masing sebesar US$530 juta atau 19,7% dan US$504 juta atau 19,08% dari jumlah pendapatan konsolidasian secara tahunan.
Beban pokok pendapatan PGAS tercatat naik 6,54% menjadi US$2,16 miliar, dari US$2,03 miliar secara tahunan. Hal ini membuat laba bruto PGAS tergerus 13,83% dari US$607 juta, atau US$523,04 juta secara tahunan.
Dengan hasil tersebut, laba bersih PGAS tercatat anjlok 36,08% menjadi US$198,4 juta atau setara Rp3,16 triliun. Laba bersih ini turun dari US$310,5 juta secara tahunan. Laba per saham PGAS juga ikut turun menjadi US$0,0082 dari US$0,0128.
Baca Juga
Hingga 9 bulan 2023, total aset PGAS tercatat sebesar US$6,68 miliar, turun dari US$7,19 miliar dari akhir 2022.
Total liabilitas PGAS tercatat turun menjadi US$3,2 miliar di kuartal III/2023, dari US$3,75 miliar di akhir 2022. Total liabilitas jangka pendek PGAS naik menjadi US$1,6 miliar yang diakibatkan utang obligasi senilai US$552,3 juta, sementara liabilitas jangka panjang PGAS turun menjadi US$1,64 miliar.
Adapun ekuitas bersih PGAS tercatat mencapai US$3,43 miliar per 30 September 2023, turun dari US$3,44 miliar per 31 Desember 2022.