Bisnis.com, JAKARTA - Kapitalisasi pasar atau market cap saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tergerus oleh emiten pendatang baru, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Lalu, bagaimana rekomendasi saham TLKM dari analis?
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebagian besar dari 39 analis di konsensus Bloomberg masih merekomendasikan untuk buy terhadap saham TLKM. Sebanyak 33 analis atau 84,6% memberikan rekomendasi buy terhadap saham TLKM.
Sementara itu, sisanya 6 analis memberikan rekomendasi hold terhadap saham TLKM. Tak terdapat analis yang memberikan rekomendasi untuk menjual saham TLKM.
Beberapa analis yang memberikan rekomendasi buy adalah Niko Margaronis dari BRI Danareksa Sekuritas dengan target harga atau target price Rp4.600, dan Noorman Chong dari CLSA dengan TP pada Rp5.200.
Begitu pula dengan Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas yang memberikan rekomendasi beli untuk TLKM, tetapi dengan target yang lebih rendah karena pertumbuhan kinerja yang diharapkan belum sesuai dengan ekspektasi.
"Rekomendasi ini didukung dengan perbaikan dan efisiensi kinerja sekaligus eksekusi dari bisnis FMC," ujarnya, Senin (23/10/2023).
Baca Juga
Menurut Leonardo, salah satu faktor pendorong dari penurunan EBITDA dan net profit yang tergerus di semester I/2023 adalah adanya sedikit pembengkakan operational expenditure (opex) yang didominasi akibat biaya penmbahan akuisisi frekuensi spektrum.
SVP Corporate Communication & Investor Relation TLKM Ahmad Reza sebelumnya mengatakan di tahun 2023 ini, TLKM memperkirakan pendapatan akan tumbuh low-to-mid single digit dengan EBITDA margin yang relatif stabil pada kisaran 50%.
"Pertumbuhan pendapatan ini mayoritas akan didorong oleh bisnis connectivity pada segmen mobile maupun fixed broadband," ucap Reza.
Sementara itu, VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakn TLKM telah menggunakan belanja modal Rp15 triliun atau 20,5% dari total pendapatan.
Menurutnya, anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan juga data center, yang saat ini tengah gencar Telkom kembangkan.
Belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT.
Adapun kapitalisasi pasar TLKM tergerus oleh BREN dan AMMN yang masing-masing menempati posisi sebagai saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kelima dan keenam di BEI. Saat ini, kapitalisasi pasar TLKM adalah sebesar Rp358 triliun.
Sementara itu, kapitalisasi pasar BREN adalah senilai Rp500 triliun, dengan AMMN menyusul di belakangnya yakni Rp476 triliun. Kapitalisasi pasar tertinggi di BEI masih dicatatkan oleh BBCA, yakni dengan nilai Rp1.080 triliun.