Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 148,15 juta saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diborong oleh CEO GOTO, Patrick Walujo pada Senin (16/10/2023).
Patrick Walujo membeli saham GOTO Seri A di harga Rp67,5 per saham, sehingga total dana yang dikeluarkan Patrick sebesar Rp10 miliar. Namun, jika dilihat dari nilai transaksi GOTO pada hari yang sama, sebesar Rp1,2 triliun, aksi pembelian itu hanya berkontribusi 0,82 persen terhadap pergerakan harga sahamnya.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2023) saham GOTO turun 1,54 persen atau 1 poin ke harga Rp64. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan pembelian saham GOTO oleh Patrick Walujo tidak akan mempengaruhi harga saham GOTO.
"Tidak akan pengaruh, paling akan memberi sentimen positif dalam waktu jangka pendek. Tetapi sentimen GOTO tetap negatif terlepas siapa yang membeli atau menjualnya." kata Arjun kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).
Dihubungi secara terpisah, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan bahwa pembelian saham oleh direksi atau komisaris pada perusahaan publik adalah hal yang umum terjadi di bursa.
Sebagai informasi CEO GOTO, aksi Patrick Walujo membeli saham GOTO menyiratkan dua hal. Pertama adalah optimisme untuk mencapai target bisnis yang dalam jangka pendek adalah mencapai adjusted EBITDA positif. Kedua adalah melihat momentum atau opportunity to buy dengan harga yang sudah terdiskon.
Baca Juga
“Aksi pembelian Rp10 miliar tersebut, kemungkinan belum dapat berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham GOTO. Jika dibandingkan dengan nilai transaksi saham GOTO pada Senin [16/10/2023] sebesar Rp1,2 Triliun, nilai Rp10 miliar tersebut hanya berkontribusi 0,82 persen terhadap pergerakan saham GOTO.” jelas Alrich kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).
Adapun katalis positif GOTO dalam waktu dekat datang dari inovasi produk GoPay Tabungan, tambah Alrich, yang menjadi bagian dari GoTo Financial (GTF). Hal itu semakin menegaskan komitmen manajemen untuk membesarkan segmen bisnis keuangan.
“Bagi GOTO, GTF merupakan motor pertumbuhan yang memiliki target pasar serta marjin yang besar, dan GOTO punya ekosistem yang komprehensif dan bisa diintegrasikan. Inilah yang membuat GOTO memiliki daya saing besar di industrinya dan pasar Indonesia yang besar.” pungkas Alrich. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.