Saham AMMN dan BREN Masuk Top 10 Bigcap, Wajar atau Kemahalan?

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten anyar di Bursa Efek Indonesia, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) masuk dalam jajaran 10 saham dengan kapitalisasi pasar besar. 

Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan kenaikan kapitalisasi pasar BREN terasa wajar jika melihat valuasi IPO di level Rp3 triliun. Valuasi yang ditawarkan BREN disebut mudah diserap investor dibandingkan saham-saham yang menawarkan harga IPO dengan valuasi total di atas Rp10 triliun. 

“Kalau valuasi di atas Rp10 triliun seperti GOTO dan BUKA memang sulit diserap, tapi BREN cuma Rp3 triliun makanya gampang diserap pasar wajar bisa ARA berkali-kali,” katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (17/10/2023). 

Selain valuasi IPO yang ditawarkan, momentum BREN melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dirasa tepat karena sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) sedang diburu investor untuk dikoleksi. Namun di sisi teknis tersebut, ada hal yang memang dapat menggerakkan harga saham emiten.

Roger menyebut misalnya aksi borong direksi, aksi korporasi dan lain hal di luar fundamental bisnisnya. 

“Tapi kembali lagi, harga saham itu akan kembali melihat fundamental emitennya,” kata Roger. 

Melansir data stockbit pada perdagangan hari ini, Selasa (17/10/2023) pukul 15.30 WIB, kapitalisasi BREN bahkan menyalip AMMN. 

BREN tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp457,54 triliun. Saham BREN sendiri bergerak di level Rp2.650 hingga Rp3.430 per saham. Sebanyak 196,88 juta saham ditransaksikan dengan nilai 612,07 miliar dalam 67.900 kali transaksi. 

BREN bahkan melambung 330,76% dari harga IPO-nya di level Rp780 per saham. BREN melantai pada 9 Oktober 2023 lalu dengan menawarkan 4,01 miliar saham dengan raihan dana sebesar Rp313 triliun. 

Sementara itu, AMMN yang juga baru melantai selama 3 bulan berada di level Rp6.250 per saham atau naik 1,63%. Sepanjang perdagangan AMMN bergerak di level Rp5.875 hingga Rp6.275 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp450,76 triliun. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.