Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) Hilmi Panigoro menyatakan konsumsi batu bara dunia sepanjang 2023 akan mencapai 9 miliar ton atau naik dari capaian tahun lalu.
Dia mengatakan bahwa sepanjang 2022, konsumsi batu bara di dunia tembus 8 miliar ton. Pernyataannya sejalan dengan International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan konsumsi batu bara global tembus 8,03 miliar ton, atau naik 1,2% dari tahun 2021.
Adapun tahun ini jumlah konsumsi batu bara diperkirakan mencapai sekitar 9 miliar ton. Peningkatan terjadi di tengah masifnya kampanye transisi energi di dunia.
“Tahun ini, walaupun semua orang bicara transisi energi, akan lewat 9 miliar ton [konsumsi] batu bara. Jadi, dunia masih membutuhkan batu bara,” ujarnya baru-baru ini.
Menurutnya, proyeksi kenaikan konsumsi batu bara menjadi peluang tersendiri bagi pengusaha. Hal ini dikarenakan suplai batu bara yang mengalami tekanan, sementara permintaan tidak berubah. Alhasil kondisi tersebut akan membuat harga batu bara melonjak.
“Jadi ini peluang bagi kita untuk terus mengembangkan sumber-sumber energi yang diperlukan karena kita ini negara berkembang,” pungkasnya.
Baca Juga
Di sisi lain, dia menilai perlu rencana terukur untuk mencapai target nol emisi pada 2060. Baik dari sisi teknologi maupun komersial. Jika tidak memiliki gambaran jelas terkait hal tersebut, maka upaya untuk menekan emisi dinilai tak realistis.
Secara umum, dia mengatakan target nol emisi pada 2060 terlampau tidak realistis. Berdasarkan catatannya, Indonesia memiliki energi listrik berbasis batu bara sebesar 23 GW, yang kemungkinan besar sulit tergantikan dalam waktu singkat.
“Kita bisa berandai-andai buat rencana, tetapi rencana itu harus jelas. Apakah teknologi feasible, dan layak secara komersial? Kalau semua belum bisa tercapai, ya kita cuma bilang itu mimpi,” ujar Hilmi Panigoro.
Sebagai informasi, Medco melaporkan pendapatan senilai US$1,11 miliar atau setara Rp16,65 triliun (estimasi kurs Rp14.925,37 per dolar AS) pada semester I/2023. Pendapatan ini meningkat 0,68% dari US$1,10 miliar pada semester I/2022.
Pendapatan berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi US$941,99 juta, konstruksi US$106,26 juta, kontrak penjualan listrik US$24,22 juta, operasi dan jasa pelayanan US$12,72 juta, penjualan jasa lainnya US$8,91 juta, sewa dan pendapatan bunga U$22,09 juta.