Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan menetapkan Obligasi Negara Ritel seri ORI024 akan ditawarkan dengan kupon sebesar 6,10 persen dan 6,3 persen per tahun, serta terbit dalam tenor tiga dan enam tahun. Masa penawaran dibuka Senin (9/10/2023).
Secara rinci, masa penawaran ORI024 akan dimulai pada 9 Oktober–2 November 2023. Adapun tanggal penetapan berlangsung pada 6 November, setelmen pada 8 November, dan pencatatan di bursa dijadwalkan pada 9 November mendatang.
ORI024 akan terbit dalam dua tenor, yakni ORI024T3 atau ORI024 dengan tenor 3 tahun yang memiliki masa jatuh tempo pada 15 Oktober 2026. Sementara itu, ORI024T6 atau ORI024 dengan tenor 6 tahun bakal jatuh tempo pada 15 Oktober 2029.
Obligasi negara tersebut memiliki minimum pembelian sebesar Rp1 juta. Akan tetapi, untuk ORI024 dengan tenor tiga tahun memiliki maksimum pemesanan sebesar Rp5 miliar, sedangkan ORI024 dengan tenor 6 tahun maksimal Rp10 miliar.
Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Deni Ridwan mengatakan penerbitan seri ORI024 dalam dua tenor diharapkan dapat memberikan alternatif instrumen investasi bagi masyarakat sesuai preferensi dan tujuan investasi.
Dia optimistis penerbitan seri terbaru produk obligasi pemerintah ini masih akan memperoleh respons positif dari investor dalam negeri. Sebagaimana diketahui, DJPPR sebelumnya mencatat kinerja baik dari hasil penjualan ORI023 yang tembus ke angka Rp28,9 triliun.
Baca Juga
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diketahui menargetkan penerbitan 8 SBN ritel sepanjang 2023. SBN Ritel pertama yang diluncurkan adalah savings bond ritel (SBR) seri SBR012.
SBR012 ditawarkan dalam dua tenor pada satu waktu, yaitu tenor dua tahun dan empat tahun. Masa penawaran SBR012 resmi dibuka pada 19 Januari dan berlangsung hingga 9 Februari 2023. Angka penjualan SBR012 tercatat mencapai ke Rp22,18 triliun.
Pada Maret 2023, Kemenkeu resmi meluncurkan sukuk ritel seri SR018 yang ditawarkan dalam dua tenor yaitu tenor tiga dan lima tahun. Pemerintah berhasil menghimpun dana sebesar 21,49 triliun dalam 26 hari masa penawaran SR018.
SBN Ritel lain yang diterbitkan Kemenkeu adalah sukuk tabungan seri ST010 dengan masa penawarannya pada 12 Mei hingga 7 Juni 2023. Secara rinci, total volume pemesanan ST010 tenor dua dan empat tahun yang telah ditetapkan sebesar Rp15 triliun.
Kemenkeu selanjutnya menerbitkan ORI023 yang dihadirkan dalam dua tenor, yaitu tenor tiga dan enam tahun. ORI023 pun ludes terjual dalam masa waktu pemesanan kurang dari sebulan, dengan total volume pemesanan nasional sebesar Rp28,9 triliun.
SBN Ritel selanjutnya adalah sukuk wakaf ritel seri SWR004 laris terjual hingga Rp112,563 miliar. Masa penawaran SWR004 resmi dimulai pada 7 Juli hingga 31 Agustus 2023.
Selanjutnya, ada sukuk ritel seri SR019 yang ditawarkan pada 1 hingga 20 September 2023. Kemenkeu pun berhasil menghimpun dana sebesar Rp25,33 triliun dari hasil penjualan SR019. Total dana tersebut berasal dari aksi pembelian yang dilakukan oleh 62.083 investor tanah air.
Chief Economist Permata Bank Josua Pardede memperkirakan permintaan ORI024 akan lebih terbatas dibandingkan seri SBN Ritel sebelumnya. Hal ini tak terlepas dari sentimen global, seperti ketidakpastian penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
“Permintaan akan ORI024 juga akan dipengaruhi oleh sentimen global karena sifatnya tradeable, sehingga terdapat eksposur sentimen pasar keuangan domestik. Dari kondisi ini, kami perkirakan permintaan akan cenderung lebih terbatas dibandingkan permintaan pada Juni 2023,” ujarnya.