Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Salim PT Nusantara Infrastcruture Tbk. (META) menyatakan dalam proses penyelesaian aksi korporasi atau tansaksi yang bersifat material. Saham META terus melesat akibat informasi tersebut.
Berdasarkan data RTI, Senin (2/9/2023), saham META melonjak 25 persen atau 56 poin ke level Rp280 per saham hingga sesi pertama perdagangan. Price to earning ratio (PER) META berada di -22,44 kali, sedangkan price to book value ratio (PBVR) mencapai 1,94 kali. Kapitalisasi pasar META sebesar Rp4,96 triliun.
Jika menilik harga 1 September 2023 yang di posisi Rp113, maka dalam sebulan terakhir saham META melambung 147,78 persen. Lonjakan tersebut lantas mendapat perhatian dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam penjelaskan ke BEI, Sekretaris Perusahaan META Dahlia Evawani menjelaskan perseroan mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan.
Manajemen juga mengakui bahwa perseroan memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa.
“Perseroan belum dapat menyampaikan kepada publik dikarenakan penyelesaian transaksi untuk informasi material tersebut masih tunduk pada penyelesaian persyaratan pendahuluan dan segera akan perseroan sampaikan setelah tersedianya keseluruhan informasi dan persyaratan,” kata Dahlia, dikutip Senin (2/10/2023).
Baca Juga
Baru-baru ini PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) bersama anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), yakni PT Marga Metro Nusantara, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Metro Ekspressway.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Kadek Ratih Paramita Absari menyampaikan bahwa pendirian anak usaha tersebut telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 11 September 2023.
“Tujuan pendirian JME [Jakarta Metro Ekspressway] untuk bergerak dalam bidang pengusahaan jalan tol yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9/2023).
Adapun pemegang saham JME terdiri atas Marga Metro Nusantara (MMN) yang memiliki 22.865 lembar saham atau senilai Rp22,86 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 85 persen dari modal disetor dan ditempatkan JME.
Sementara itu, Adhi Karya menggenggam 2.690 lembar saham senilai Rp2,69 miliar atau setara 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan pada JME. Adapun ACST memiliki 1.345 lembar saham atau senilai Rp1,34 miliar. Jumlah ini setara 5 persen dari modal disetor.