Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik Karena Stock Split, Sejauh Mana Saham BBNI Akan Terus Meningkat?

Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus menunjukkan kenaikan, ditambah oleh rencana stock split.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus menunjukkan kenaikan, ditambah oleh rencana stock split atau pemecahan harga saham yang membuat BBNI terus ramai transaksi.

Pada penutupan perdagangan sesi II hari ini, Jumat (29/9/2023) saham BBNI mengalami kenaikan sebesar 1,98 persen atau 200 poin ke harga Rp10.325. BBNI telah mencatatkan transaksi sebesar 397,89 miliar dalam 9.514 transaksi.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan, volume yang solid dari saham BBNI masih mendukung penguatan lanjutan. Namun, potensi penguatan cenderung terbatas.

“Volume yang solid masih mendukung penguatan lanjutan. Namun mempertimbangkan MFI dan Stochastic RSI yang sudah di overbought area, potensi penguatan cenderung terbatas.” kata Alrich pada Jumat (29/9/2023).

Artinya, berdasarkan MFI dan Stochastic RSI saham BBNI telah mengalami terlalu banyaknya pembelian. MFI atau Money Flow Index adalah osilator momentum yang digunakan untuk mengukur aliran masuk dan keluar uang dalam suatu aset.

Sementara itu, Stochastic RSI merupakan indikator yang perhitungannya menggunakan rumus stochastic oscillator, tetapi menggunakan data Relative Strength Index (RSI). RSI sendiri adalah indikator teknikal yang dapat mengukur kekuatan dan momentum dari pergerakan harga sebuah aset atau sekuritas dalam suatu periode. 

Rencana stock split atau pemecahan harga saham yang akan dilakukan oleh BBNI menjadi sentimen poitif yang terus mendorong saham tersebut. Selain itu, tentunya keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk tetap menahan suku bunga acuan di level 5,5 persen. 

Alrich menambahkan, sentimen Utama pada sektor perbankan saat ini terkait dengan kebijakan suku bunga The Fed pada The Federal Open Market Committee (FOMC) minggu lalu, yakni 19-20 september 2023.

Jika tidak ada kenaikan tingkat suku bunga atau tetap bertahan di level 5,5 persen, akan memberikan dampak positif secara keseluruhan, khususnya perbankan. Sebaliknya, jika ternyata tingkat suku bunga dinaikkan, akan menjadi sentimen negatif secara keseluruhan, khususnya perbankan.

Target resistance atau batas atas harga saham BBNI berada di level Rp10.450—Rp10.650. Alrich mengimbau investor untuk mewaspadai normal pullback jika penguatan mulai tertahan di level tersebut. Pullback  merupakan harga saham yang tengah bergerak menyentuh titik resistance, dan akan segera kembali turun menuju titik support atau batas bawah harga. 

Menurutnya target harga saham BBNI berada di rentang Rp10.450—Rp10.650.

Dihubungi secara terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan, kenaikan harga saham BBNI lebih dipengaruhi oleh euforia aksi korporasi stock split.

“Sebenarnya, kenaikan harga saham BBNI lebih dipengaruhi oleh euforia terkait dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan aksi korporasi stock split 1:2. Di sisi lain, sentimen negatif saham BBNI minim.” jelas Nafan kepada Bisnis, Jumat (29/9/2023). (Daffa Naufal Ramadhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper