Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit (RS) Group Mayapada PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) berkomitmen untuk memenuhi persyaratan free float atau kepemilikan saham publik minimal 7,5 persen.
Langkah itu pun dinilai sebagai kewajiban SRAJ sebagai salah satu perusahaan yang tercatat di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memiliki saham free float paling sedikit 50 juta saham atau sekitar 7,5 persen dari total saham yang tercatat.
Adapun, aturan mengenai batas minimum saham free float tertuang dalam Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang mulai berlaku pada 21 Desember 2021.
Dalam regulasi tersebut, perusahaan dapat tetap tercatat di bursa jika memenuhi kriteria tersebut paling lambat dua tahun sejak aturan berlaku.
“Kalau untuk saham free float itu memang ketentuan yang per 21 Desember 2023 harus kita penuhi, memang komitmen kita adalah akan memenuhi persyaratan itu sesuai dengan ketentuan untuk perusahaan,” ujar Corporate Secretary Mayapada Healthcare Group Arie Farisandi ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2023).
Namun demikian, Arie menyebut bahwa rencana aksi korporasi penambahan saham untuk memenuhi free float hingga saat ini masih dikaji lebih lanjut oleh para pemegang saham SRAJ.
Baca Juga
Menurutnya, terdapat beberapa opsi yang hingga saat ini masih dipertimbangkan, misalnya seperti menjual saham baru (right issue) ataupun langkah para pemegang saham menambah porsi kepemilikannya untuk publik.
“Kebetulan seluruh opsi tersebut ada di tangan para pemegang saham, dan hingga saat ini mereka masih melakukan kajian,” sambungnya.
Sementara itu, jika mengacu pada laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Agustus 2023, jumlah saham free float SRAJ yang tercatat di BEI ialah sebesar 5,94 persen atau setara 713,33 juta saham.
Selebihnya, saham SRAJ dikuasai oleh PT Surya Cipta Inti Cemerlang (Pengendali) sebesar 59,99 persen, High Pro Investments Limited 18,17 persen, Jane Dewi Tahir 0,42 persen, dan Dato Sri Tahir 0,02 persen.