Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga minyak dunia menembus US$90 per barel turut mengerek kenaikan tarif angkuran migas.
Melihat kenaikan ini, CEO PT Pertamina International Shipping (PIS), Yoki Firnandi menyebut bahwa kenaikan ini berpengaruh terhadap angkutan kapal minyak dan gas (Migas).
Salah satu pengaruh dengan adanya kenaikan harga minyak ini tentu akan menaikan harga dari bahan bakar dari kapal angkutan.
“Tapi di sisi cost untuk mentransportasikan pasti naik karena bahan bakar jadi naik karena harga minyak dunia,” kata Yoki di Ballroom Hotel Kempinski, (26/9/2023).
Meski harga dari bahan bakar dan minyak mengalami kenaikan, namun Yoki menyebut bahwa pihaknya tidak terlalu berpengaruh terhadap dengab adanya dua hal tersebut
“Menurut kami enggak sih. Karena kenaikan harga minyak dunia ini kan pasti yang pada akhirnya terbebani pengguna akhir,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, meski harga bahan bakar naik karena adanya kenaikan harga minyak dunia, namun dirinya melihat bahwa seluruh pihak yang terlibat harus dapat mengelola dan mengefisienkan operasional.
Diketahui, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik tipis 2 sen menjadi US$93,29 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November turun 35 sen, menjadi ditutup pada US$89,68 per barel.
Harga minyak mentah turun pekan lalu setelah kebijakan Federal Reserve yang agresif mengguncang pasar keuangan global dan menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga menghambat permintaan minyak.
Penurunan tersebut mengakhiri reli tiga minggu lebih dari 10 persen setelah Arab Saudi dan Rusia membatasi pasokan dengan memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir tahun.