Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan menggenjot pendapatan dari iklan digital yang masih memiliki potensi besar untuk bertumbuh. Hal ini dikemukakan Head of Investor Relation GOTO Reggy Susanto dalam event Trending on Stream yang digelar Stockbit, Senin (25/9/2023).
Reggy menjelaskan pendapatan iklan adalah salah satu sumber pendapatan potensial yang ke depannya dapat berkontribusi secara lebih signifikan dengan memanfaatkan kekuatan ekosistem, terutama dari platform Gojek dan Tokopedia .
"Selain itu, bisnis iklan juga berguna untuk para merchant kami dalam menjangkau konsumen lebih luas dan menumbuhkan bisnisnya," ujar Reggy.
Reggy yang hadir sebagai pembicara tunggal merespon pertanyaan founder komunitas saham InvestaBook Muhammad Alfisyahrin yang sengaja diundang Stockbit untuk menanggapi kinerja keuangan GOTO.
Reggy mengatakan saat ini kontribusi pendapatan iklan di Tokopedia mencapai 30 persen dari pendapatan bruto Tokopedia, atau sekitar 1 persen dari Gross Transaction Value (GTV) Tokopedia. Angka ini, diakuinya masih rendah karena e-commerce global seperti Amazon dan Alibaba dapat meraih pendapatan iklan 2 persen-3 persen dari total GTV.
"Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan iklan kami dengan terus melakukan peningkatan pada relevansi algoritma pencarian atau search engine, peningkatan pada tampilan halaman beranda atau homepage, dan peningkatan lainnya," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, Reggy juga menjabarkan bahwa ekspansi bisnis iklan juga akan dilakukan pada sejumlah unit lain seperti, aplikasi Gojek dan aplikasi Gopay yang baru diluncurkan. Pada aplikasi Gojek, potensi besar pendapatan iklan pada layanan Go-Food.
Pendapatan iklan GOTO pada semester I/2023 mencapai Rp1,1 triliun, naik tipis secara year on year yang tercatat Rp1,4 triliun. "Perlu saya klarifikasi bahwa, pada semester pertama tahun 2023, pendapatan iklan sebenarnya relatif stabil di Rp 1,1 triliun dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu," ujarnya.
Founder InvestaBook Muhammad Alfisyahrin yang memberikan tanggapan mengakui bahwa kapasitas pendapatan iklan digital GOTO telah menyamai pendapatan iklan digital dari MNCN.
“Ternyata iklan ini sudah cukup besar porsinya dan GOTO bisa jadi raksasa iklan selain media-media besar di Indonesia ke depan,” ujar Alfisyahrin. Peserta forum juga mengapresiasi inisiatif GOTO menyampaikan perkembangan bisnis perseroan di saat harga saham dalam fase downtrend.
GOTO mencatatkan perbaikan kinerja keuangan dengan rugi bersih yang berkurang hingga 48 persen di semester I/2023 menjadi Rp7,16 triliun, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp13,65 triliun.
Penurunan rugi bersih itu terjadi seiring dengan pendapatan bersih yang meroket hingga 102,35 persen menjadi Rp6,88 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,40 triliun.
Perseroan juga berhasil menurunkan beban penjualan dan pemasaran hingga 48 persen menjadi Rp3,30 triliun, dari sebelumnya Rp 6,35 triliun. Beban umum dan administrasi juga turun 49 persen menjadi Rp2,93 triliun, dari Rp5,76 triliun. Beban pengembangan produk juga berkurang 15% menjadi Rp1,82 triliun dari sebelumnya Rp2,13 triliun.
Pencapaian ini membuat EBITDA yang disesuaikan GOTO pada periode 6 bulan pertama tahun ini juga membaik 69% menjadi minus Rp2,81 triliun, dari periode yang sama tahun lalu minus Rp9,18 triliun.
Secara kuartalan atau 3 bulan, induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial ini juga mencatat perbaikan EBITDA yang disesuaikan sebesar 72 persen menjadi minus Rp1,2 triliun dari sebelumnya minus Rp4,32 triliun, didorong oleh peningkatan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan.