Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melambung Ditiup Sentimen Bursa Karbon, Saham GOTO dan BBRI Naik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak hijau pada pembukaan perdagangan Selasa (26/9/2023) bertepatan dengan peluncuran bursa karbon.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak hijau pada pembukaan perdagangan Selasa (26/9/2023) bertepatan dengan peluncuran bursa karbon. Saham GOTO, BBRI dan DEWA jadi saham paling laris di awal perdagangan.

Berdasarkan data RTI Business, pada awal perdagangan IHSG dapat menguat dan masuk di level 7.014 atau naik 0,23 persen. Sepanjang 1 menit perdagangan indeks telah bergerak di level 7.019 hingga 7.004.

Sebanyak 182 saham menguat, 86 saham turun dan 250 saham masih stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.428,46 triliun.

Selama satu menit perdagangan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi saham yang paling banyak diperdagangkan di harga Rp91 per saham. Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang parkir di level Rp5.275 per saham.

Selanjutnya saham PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) dan PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO) juga masuk dalam daftar saham yang paling banyak diperdagangkan di awal perdagangan sesi I.

Tim Financial Expert Ajaib Sekuritas sebelumnya mengatakan IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range 6.970–7050 pada perdagangan hari ini.

Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2023 tumbuh sebesar 5,9 persen yoy atau setara Rp8.363,2 triliun, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,4 persen yoy. Pertumbuhan M2 pada Agustus 2023 dipengaruhi oleh akselerasi penyaluran kredit yang tercatat tumbuh 8,9 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,4 persen yoy.

Dari mancanegara, rilis awal PMI Composite versi S&P Global di Amerika Serikat (AS) berada pada level 50,1 pada September 2023, sedikit lebih rendah dari level 50,2 pada bulan Agustus 2023. Data tersebut menunjukkan stagnasi yang lebih luas dalam aktivitas sektor swasta, sekaligus melanjutkan penurunan dalam empat bulan beruntun.

Dari sisi manufaktur, indeks PMI tercatat sebesar 48,9 pada September 2023, naik dari bulan sebelumnya sebesar 47,9. Meskipun mengalami perbaikan, industri manufaktur AS masih di level kontraksi. Dari Asia, Indeks Harga Konsumen (CPI) di Singapura meningkat menjadi 114,30 poin pada bulan Agustus dari 113,31 poin pada bulan Juli 2023.

Tim Analis MNC Sekuritas menjelaskan pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 0,26 persen atau 18 poin ke posisi 6.998 disertai oleh munculnya volume penjualan, saat ini pergerakan IHSG masih cenderung konsolidasi dan koreksinya masih tertahan oleh MA5. 

"Selama masih mampu bergerak di atas 6.973 atau bahkan di atas 6.928, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave v dari wave (i)," tulis MNC Sekuritas dalam riset hariannya. 

Hal tersebut berarti, koreksi dari IHSG akan cenderung terbatas dan berpeluang kembali menguat untuk menguji rentang area 7.055—7.090.

IHSG hari ini memiliki support di level 6.900, 6.823 dan resistance di level 7.053, 7.080.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan kehadiran Bursa Karbon akan menarik daya tarik IHSG. Dia menilai Bursa Karbon akan berdampak positif terhadap emiten-emiten EBT dan lembaga validasi, karena emiten-emiten tersebut dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan bergabung ke Bursa Karbon.

"Bursa karbon akan berdampak positif terhadap emiten-emiten EBT dan lembaga validasi sebab dengan bergabungnya mereka di perdagangan bursa karbon dapat meningkatkan revenue mereka," ujar Nico kepada Bisnis, Senin (25/9/2023). 

Dia menjelaskan beberapa emiten yang mendapat keuntungan dari kehadiran Bursa Karbon adalah PGEO, WOOD, SULI, KEEN, ARKO, hingga MUTU. Dia menjelaskan, PGEO merupakan emiten yang bergerak di bidang panas bumi dan sudah mencatatkan pendapatan dari kredit karbon di tahun 2016-2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper