Bisnis.com, MALANG — Tingkat inklusi pasar modal di wilayah kerja OJK Malang terus menunjukkan pertumbuhan positif yang tercermin dari Single Investor Identification (SID) yang naik mencapai 23,14 persen yoy sampai dengan akhir Semester I/2023.
Kepala Kantor OJK Malang, Sugiarto Kasmuri mengatakan peningkatan tertinggi masih ditunjukkan oleh SID Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 22.418 SID per 30 Juni 2023 atau tumbuh 31,82 persen yoy.
“Jumlah nasabah reksa dana juga menunjukkan peningkatan yakni tumbuh 29,06 persen yoy menjadi 11.470 nasabah sampai dengan akhir Mei 2023,” katanya, Kamis (14/9/2023).
Dominasi nasabah perorangan masih terjaga tinggi yaitu mencapai 99,33 persen dari total jumlah nasabah. Adapun Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp281,16 miliar.
Rata-rata nilai transaksi saham di Malang Raya, Kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota dan Kabupaten Probolinggo secara total menurun 50,34 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Jumlah kepemilikan saham juga menurun 5,55 persen, dengan kontraksi tertinggi terjadi di Kota Pasuruan yakni sebesar 16,77 persen yoy.
“Penurunan transaksi itu mengindikasikan bahwa investor pascapandemi berkonsentrasi pada kegiatan sektor riil sehingga dana yang dimanfaatkan di pasar modal dialihkan ke kegiatan usaha,” ujarnya.
Baca Juga
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai pertumbuhan SID di sektor SBN dan reksa dana mengindikasikan bahwa investor mengambil langkah aman dengan menempatkan investasi pada kedua instrumen tersebut.
Menurut dia, investor juga memiliki literasi yang kuat terkait ekspektasi di sektor pasar keuangan yang sangat sensitif terhadap ketidakpastian situasi global sehingga penempatan investasi pada SBN dan reksa dana adalah pilihan rasional yang aman dan menguntungkan.
Di sisi lain, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, sektor riil terus bergeliat sehingga sektor ini dinilai lebih menjanjikan. Selain itu, dukungan insentif fiskal yang digelontorkan oleh pemerintah juga menjadi daya tarik investasi di sektor riil.