Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti kongsi Grup Agung Sedayu dan Salim, yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dikabarkan mengincar dana rights issue hingga Rp11 triliun. Namun, perseroan sejauh ini belum menetapkan harga pelaksanaan.
Berdasarkan keterangan salah satu peserta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), PANI berencana menghimpun dana dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue sebesar Rp11 triliun.
Ketika dikonfirmasi, Wakil Presiden Komisaris PANI Phiong Phillipus Darma menyampaikan bahwa perseroan sejauh ini belum menetapkan harga pelaksanaan rights issue dan masih mendiskusikan jumlah dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut.
"Iya jumlahnya sedang kami pertimbangkan besarannya, tetapi jumlah sahamnya tidak akan lebih dari 8 miliar," ujarnya kepada awak media saat ditemui usai RUPSLB perseroan di PIK Avenue, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
PANI berencana menerbitkan 8 miliar saham baru dengan nominal Rp100 per saham. PT Multi Artha Pratama sebagai pemegang saham utama perseroan akan melaksanakan seluruh haknya dengan menyerap 7,04 miliar HMETD yang disetor dalam bentuk uang.
Adapun dana rights issue, di antaranya digunakan untuk mengambil alih atas saham baru yang dikeluarkan oleh 7 perusahaan terafiliasi. Total nilai transaksi tersebut akan mencapai Rp9,5 triliun.
Baca Juga
Tujuh perusahaan itu adalah PT Bumindo Mekar Wibawa (BMW), PT Cahaya Inti Sentosa (CISN), PT Jaya Indah Sentosa (JIS), PT Kemilau Karya Utama (KKU), PT Karunia Utama Selaras (KUS), PT Sumber Cipta Utama (SCU), dan PT Sharindo Matratama (SHM).
Langkah penyertaan modal tersebut bertujuan memperluas skala proyek perseroan di PIK 2. Selain itu, rencana rights issue juga diharapkan berdampak positif terhadap struktur permodalan, peningkatan aset, dan mendukung pertumbuhan pendapatan ke depan.
Presiden Direktur PANI Sugianto Kusuma alias Aguan menegaskan bahwa perseroan akan memegang komitmen kepada seluruh pemangku kepentingan dan menjalankan strategi usaha, yang telah dirancang baik secara jangka menengah maupun panjang.
“Sebagai tonggak awal, PANI telah berhasil mengakuisisi lahan sebesar 762 hektare yang terletak di PIK 2 di tahun 2022 dan per hari ini sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham di RUPSLB untuk memperkuat bank tanah, sehingga kapasitas PANI dapat bertambah terus dan penjualan juga dapat dioptimalisasikan,” ujarnya.
Dia juga menyatakan perseroan akan mendorong inovasi dan menciptakan pasar yang optimal di PIK 2 dan profitabilitas yang berkelanjutan tanpa mengorbankan kepercayaan konsumen.
“Saya berharap para pemegang saham dapat melihat pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar dan pangsa pasar yang berkelanjutan di setiap periode dan saya sangat optimis dengan prospek bisnis PANI ke depan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum,” kata Aguan.