Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi afiliasi Pandu Sjahrir PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menyampaikan akan terus memperbesar kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), seiring rencana PLN yang memperbesar porsi pembangkit listrik berbasis EBT.
Wakil Direktur Utama TOBA Pandu Patria Sjahrir mengatakan TOBA menargetkan kapasitas dari PLTS Terapung atau floating solar dapat bertambah dua hingga tiga kali lipat dari saat ini.
"Tiap tahun target penambahan kapasitas selalu berubah. Tapi tadi yang saya bilang, harus beberapa kali lipat dari tahun ini," kata Pandu ditemui Bisnis di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Pandu melanjutkan dirinya menyambut baik rencana PLN yang memperbesar porsi pembangkit listrik berbasis EBT dalam rencana penyediaan tenaga listrik sampai dengan 2040.
Menurut Pandu dengan rencana tersebut, terdapat beberapa sisi yang bisa dibangun dan dikembangkan TOBA ke arah EBT.
"Saat ini, kami fokus pada aset yang telah ada dulu. Kita ngomongin soal program floating solar di Batam itu dulu, karena kami mengejar waktu juga, kalau bisa 2028 atau 2030 bisa net zero. Kami benar-benar berpacu dengan waktu," ujar Pandu.
Baca Juga
Sebagai informasi, TOBA melalui anak usahanya PT Energi Baru TBS bermitra dengan PLN Batam dan PLN Nusantara Power (Nusantara Power) untuk mengembangkan proyek PLTS Apung Trembesi di Batam. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan dimanfaatkan untuk menerangi Pulau Batam dan sekitarnya, yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.
TOBA dan Nusantara Power akan mengembangkan PLTS Terapung berkapasitas 42 MWp. Proyek ini merupakan proyek yang telah dirintis sejak awal oleh TOBA.
Dengan kapasitas 42 MWp, TOBA berharap PLTS ini dapat mulai beroperasi pada 2024. Proyek ini menjadi prioritas bagi TBS dalam sektor EBT.
Selain PLTS Terapung, TOBA juga tercatat tengah mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga mini hydr 2x3 MW di Lampung. Proyek ini ditargetkan dapat beroperasi komersial pada Juni 2024.
TBS atau TOBA juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 22 MW di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan PLN tengah membahas revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 bersama Kementerian ESDM.
Salah satu rancangan revisi yang dibahas adalah porsi penambahan pembangkit listrik EBT mencapai 75 persen dari total rencana penambahan pembangkit listrik hingga 2040. Adapun pada RUPTL 2021-2030, PLN mencanangkan porsi pengembangan pembangkit listrik EBT sebesar 51,6 perse dan energi fosil sebesar 48,4 persen.