Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menyiapkan anggaran belanja modal hingga US$60 juta untuk tahun 2023.
SVP Corporate Secretary TOBA Nafi Achmad Sentausa mengatakan pihaknya menganggarkan belanja modal US$50-US$60 juta untuk 2023.
"Untuk detail penggunaannya belum bisa kami share, tapi intinya untuk renewable energy dan electric vehicles," kata Nafi dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Minggu (11/6/2023).
Dia melanjutkan hingga kuartal I/2023, TOBA telah menyerap belanja modal hingga US$7 juta. Meski TOBA akan fokus mengembangkan Electrum, dia menuturkan hingga kuartal I/2023 belum banyak belanja modal yang dikeluarkan untuk motor listrik ini.
"Uangnya masih difokuskan untuk riset dan pengembangan, nanti mungkin akan ada uang yang cukup signifikan yang dikeluarkan pada semester II seiring dengan rencana bisnis Electrum ini," ucapnya.
Nafi juga melanjutkan di tahun ini, TOBA melalui joint venture bersama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), Electrum, akan melakukan rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca Juga
"Dengan pencapaian 6 juta kilometer per Januari 2023 kemarin, kami telah menerima banyak data dan masukan bagi produk motor listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia. Sehingga kami sangat optimistis dapat menghadirkan produk yang memang benar-benar dibutuhkan," tutur Nafi.
Lebih lanjut, Nafi menuturkan TOBA telah menerapkan kebijakan dan strategi daur ulang pendapatan dari bisnis batu bara untuk mendanai proyek-proyek energi terbarukan ke depan, sejalan dengan transformasi menuju bisnis hijau.
Menurutnya pada 2022 TOBA berhasil meraih sejumlah pencapaian positif di proyek renewables. Dia mencontohkan, proyek pembangunan Mini Hidro di Lampung telah mencapai 30 persen, dan di tahun ini TOBA juga meninjau rencana pembangunan proyek wind power di Nusa Tenggara Timur serta rencana pembangunan proyek floating solar di Batam.
TOBA juga akan meninjau beberapa alternatif pengembangan proyek energi terbarukan lainnya, sehingga target 100 MW installed capacity di 2025 masih dalam jalur yang tepat.