Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Update Peringkat Utang Grup BUMN Waskita Beton Precast (WSBP)

PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mendapat peringkat idB dari Pefindo dengan prospek stabil.
Dionisio Damara, Hafiyyan
Dionisio Damara & Hafiyyan - Bisnis.com
Senin, 11 September 2023 | 19:55
PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mendapat peringkat idB dari Pefindo dengan prospek stabil. /Dok.WSBP.
PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mendapat peringkat idB dari Pefindo dengan prospek stabil. /Dok.WSBP.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup BUMN Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mendapat peringkat idB dari Pefindo dengan prospek stabil.

Pefindo memberikan peringkat idB untuk PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dan Obligasi yang masih beredar. Prospek peringkat perusahaan adalah stabil.

"Peringkat tersebut mencerminkan posisi WSBP yang mapan di industri pracetak, namun dibatasi oleh profil keuangan yang lemah dan sensitivitas terhadap kondisi ekonomi makro," jelas Pefindo dalam laporannya, Senin (11/9/2023).

Pefindo dapat menaikkan peringkat jika WSBP berhasil menjalankan transformasi bisnis yang ditunjukkan dari perbaikan manajemen operasional dan arus kas, serta mampu memenuhi kewajiban keuangan yang terjadwal berdasarkan perjanjian homologasi.

"Sebaliknya, kami dapat menurunkan peringkat jika kinerja operasionalnya menurun dibandingkan proyeksi perusahaan dan semakin memperburuk arus kasnya untuk memenuhi kewajiban keuangannya," imbuh Pefindo.

PT Waskita Beton Precast Tbk merupakan perusahaan pracetak yang didirikan pada tahun 2014, sebelumnya merupakan divisi pracetak PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang bergerak di bidang industri pembuatan beton readymix dan pracetak.

WSBP didukung oleh sembilan pabrik precast dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 3,7 juta ton. Per 30 Juni 2023, pemegang saham WSBP adalah WSKT (59,9 persen), publik dan treasury (40,0 persen), dan Koperasi Waskita (0,1 persen).

Efek utang dengan peringkat idB mengindikasikan parameter proteksi yang lemah dibandingkan efek utang Indonesia lainnya.

Walaupun obligor pada saat ini masih memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, memburuknya kondisi perekonomian, bisnis, dan keuangan akan berakibat pada melemahnya kemampuan atau keinginan obligor untuk memenuhi komitmen-komitmen keuangan atas efek utang tersebut.

Sementara itu, dari sisi kinerja WSBP membidik raihan kontrak baru sekitar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun pada 2024. 

Vice President of Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto mengatakan bahwa untuk mengerek kontrak baru pada tahun politik, perseroan akan meningkatkan utilitas seluruh fasilitas produksi sehingga mampu mendukung berbagai proyek di Indonesia. 

WSBP menargetkan nilai kontrak baru pada tahun 2024 sebesar Rp3-4 Triliun. Proyek-proyek infrastruktur pada tahun 2024 juga akan diprediksi terus tumbuh, dikarenakan proyek infrastruktur dasar telah terbangun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/8/2023). 

Fandy menambahkan WSBP juga akan menargetkan penambahan pasokan ke proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Langkah tersebut dinilai membuat perusahaan ikut berkontribusi dalam pembangunan ibu kota baru.

Adapun sepanjang 2023, entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) ini membidik capaian kontrak baru sebesar Rp3,8 triliun. Dengan perolehan ini, WSBP memperkirakan total pendapatan yang bakal diraih senilai Rp2,3 triliun. 

Dari target tersebut, perseroan memerinci 60 hingga 70 persen kontrak baru bersumber dari pihak eksternal dan 30 persen sisanya berasal dari induk usaha yakni Waskita.

Direktur Utama WSBP FX Poerbayu Ratsunu menyampaikan nilai kontrak baru yang diraih perseroan sepanjang semester I/2023 sebesar Rp975 miliar. Dia pun mengaku optimistis dapat mengejar nilai kontrak baru Rp3,8 triliun hingga akhir tahun ini. 

“Banyak pekerjaan-pekerjaan yang masih tersisa, semisal, ada dua pekerjaan di IKN yang baru diumumkan. Misalnya untuk perumahan ASN dan Tol Kayuagung sampai ke Jambi,” ujarnya dalam media gathering di Jakarta, baru-baru ini.  

Dari sisi kinerja, WSBP mencetak pendapatan sebesar Rp641,67 miliar pada Semester I/2023, turun 13,72 persen year-on-year (YoY). Perolehan itu ditopang oleh segmen produk readymix dan quarry Rp308,32 miliar, precast Rp195,95 miliar, dan jasa konstruksi Rp137,39 miliar.

Sementara itu, beban pokok pendapatan yang diakumulasikan perseroan mencapai Rp545,04 miliar per Juni 2023, turun dari posisi sebelumnya Rp639,30 miliar. Alhasil, laba bruto perseroan turun menjadi Rp96,63 miliar dari sebelumnya Rp104,48 miliar per Juni 2022.

Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, WSBP membukukan rugi bersih periode berjalan Rp263,76 miliar per Juni 2023. Padahal, pada semester I/2022, perseroan masih mencatatkan laba bersih periode berjalan senilai Rp1,42 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper