Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinarmas Asset Management merekomendasikan diversifiksi portofolio reksa dana untuk memaksimalkan keuntungan sekaligus mengelola risiko investor.
Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu mengatakan bagi investor, penting untuk melakukan diversifikasi portofolio reksa dana untuk meminimalisasi risiko. Selain itu, investor perlu menyesuaikan tujuan investasi dengan profil risiko masing-masing.
"Diversifikasi portofolio reksa dana juga menjadi salah satu kunci untuk meminimalisir dari risiko. Secara taktikal dengan kondisi market saat ini kami rekomendasikan investasi pada 20 persen di pasar uang, 30 persen di pendapatan tetap, 50 persen di reksa dana saham atau indeks bisa menjadi pilihan," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (8/9/2023).
Beberapa sentimen yang perlu diperhatikan investor ke depannya yaitu keputusan bank-bank sentral dunia, pertumbuhan ekonomi China, dan juga sentimen pemilu dapat menjadi katalis positif selama berlangsung aman dan stabil.
Genta melanjutkan strategi perusahaan untuk mengerek dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) reksa dana adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan semua segmen, baik kanal distribusi, bank, fintech, sekuritas, dan perusahaan asuransi.
"Kami juga mengeluarkan produk baru inovatif yang sesuai dengan kebutuhan investor saat ini. Kami optimis masih dapat bertumbuh dari total AUM sebesar 3 persen-5 persen," ujar Genta.
Baca Juga
Berdasarkan laman resmi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Agustus 2023, dana kelolaan Sinarmas AM tembus Rp24,63 triliun, dengan total unit penyertaan reksa dana nasabah sebanyak 8,06 miliar unit.
Dana kelolaan reksa dana Sinarmas AM tersebut naik 2,10 persen secara month-over-month (MoM) dibandingkan Juli 2023 sebesar Rp24,12 triliun. Sedangkan secara year-on-year (YoY), NAB Sinarmas AM juga naik 5,64 persen dibandingkan NAB pada Agustus 2022 sebesar Rp23,31 triliun.
Lebih lanjut dia mengatakan, kinerja aset dasar reksa dana diprediksi masih tumbuh positif hingga akhir 2023, seiring kondisi global yang relatif sudah membaik dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, beberapa kebijakan bank sentral dunia seperti The Fed, Bank of England (BOE), dan European Central Bank (ECB) tampaknya sudah mulai berhasil menurunkan inflasi dari puncaknya pada tahun lalu, sehingga hal ini dapat menjadi katalis positif terhadap sentimen global.
"Di samping itu kita dapat melihat saat ini fundamental Indonesia sangat baik tecermin dari PDB Indonesia nomor 3 terbaik di G20, di belakang China dan India. Kuatnya investor asing masuk ke real sektor ini juga membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang menarik untuk berinvestasi," katanya.
Selain itu, pertumbuhan kinerja beberapa emiten menurutnya masih relatif baik, ditambah memasuki masa menjelang Pemilu 2024 yang secara historis membuat IHSG bergerak positif pada masa kampanye.
"Ini juga dapat menjadi kesempatan kami Sinarmas Asset Management untuk dapat memilih saham yang baik dan juga obligasi sehingga kami sangat positif bahwa reksa dana kami baik di pasar uang, pendapatan tetap, maupun saham dapat memberikan kinerja yang positif hingga akhir 2023," jelas Genta.