Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) akan melaksanakan penerbitan surat utang senilai total Rp750 miliar. Penerbitan surat utang ini terdiri atas penerbitan obligasi dan sukuk wakalah.
Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 akan dilakukan dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp500 miliar. Penerbitan obligasi ini sebagai bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I MNC Energy Investments yang menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp1 triliun.
Selain penerbitan obligasi, IATA juga akan menerbitkan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments Tahap I Tahun 2023 dengan jumlah dana modal investasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp250 miliar.
Manajemen menuturkan penerbitan sukuk ini dilakukan dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I MNC Energy Investments dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp500 miliar.
Manajemen IATA juga menjelaskan penerbitan obligasi dan sukuk ini dilakukan dalam rangka mengejar peningkatan modal kerja dan pengembangan usaha.
Dana yang diperoleh dari hasil obligasi dan sukuk wakalah ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi terkait, akan digunakan sebagai modal kerja IATA untuk melakukan trading batu bara.
Baca Juga
"Dana obligasi dan sukuk juga akan digunakan untuk pembayaran fasilitas pinjaman, serta pemberian pinjaman kepada PT Bhakti Coal Resources (BCR) untuk mempercepat pengembangan usaha entitas anak di sektor pertambangan batu bara," tulis Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/9/2023).
Manajemen melanjutkan obligasi dan sukuk wakalah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, berupa benda atau pendapatan atau aktiva lain milik IATA dalam bentuk apapun, serta tidak dijamin oleh pihak manapun.
IATA menjelaskan seluruh kekayaan perseroan, baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aktiva IATA yang dijaminkan secara khusus kepada krediturnya, menjadi jaminan atas semua kewajiban IATA kepada semua krediturnya yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk Obligasi dan Sukuk Wakalah ini secara pari passu, berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PT KB Valbury Sekuritas dan PT MNC Sekuritas akan bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi. Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bertindak selaku wali amanat.
Manajemen melanjutkan penerbitan dua skema permodalan ini memperoleh hasil pemeringkatan idA- (Single A Minus) dan idA-(sy) (Single A Minus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Berikut adalah indikasi jadwal penerbitan surat utang IATA:
- Masa penawaran awal: 7-20 September 2023
- Perkiraan efektif OJKL 27 September 2023
- Penawaran umum: 29 September-3 Oktober 2023
- Penjatahan: 4 Oktober 2023
- Pembayaran dari investor: 5 Oktober 2023
- Pengembalian uang pemesanan: 6 Oktober 2023
- Distribusi: 6 Oktober 2023
- Pencatatan di BEI: 9 Oktober 2023