Bisnis.com, JAKARTA — PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) memperkirakan perkembangan harga batu bara bisa berdampak positif pada permintaan batu bara kalori rendah yang diproduksi perusahaan.
Konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina telah menambah tekanan pada ekonomi berbagai negara. Kenaikan harga energi yang dipicu konflik tersebut membuat banyak negara harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk sumber daya energi.
“Harga sumber daya energi seperti batu bara, minyak, dan gas tetap kuat karena sanksi berkelanjutan terhadap komoditas sumber daya Rusia serta terbatasnya kapasitas produksi di negara-negara alternatif,” kata Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita dalam keterangan resmi, Jumat (1/7/2022).
Rencana transisi energi terbarukan juga menyebabkan beberapa fasilitas produksi dirampingkan atau dibongkar. Efisiensi pembangkit listrik energi terbarukan juga berbeda dengan yang berbasis sumber daya alam.
Kondisi ini membuat permintaan terhadap batu bara Indonesia terus menguat, seiring dengan bertambahnya permintaan baru dari India dan beberapa negara Eropa seperti Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.
“Harga batu bara yang relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan minyak dan gas mendorong permintaan ini,” lanjutnya.
Baca Juga
Naiknya permintaan batu bara turut berdampak pada pergerakan harga komoditas tersebut berdasarkan tingkat kalori. Harga batu bara kalori tinggi cenderung lebih mahal sehingga membuka peluang permintaan batu bara kalori rendah.
“Harga batu bara kalori tinggi yang terlalu mahal membuat batu bara kalori rendah menjadi pilihan yang sangat menarik bagi negara-negara yang ingin memaksimalkan nilai efisiensi pembangkit listrik, di mana IATA merupakan salah satu produsen,” katanya.
Terbaru, IATA kembali menemukan tambahan cadangan baru di salah satu tambang anak usaha dengan total tambahan cadangan sebanyak 52,1 juta ton batu bara.
Menurut Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), salah satu Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang baru saja diakuisisi oleh IATA, PT Arthaco Prima Energy (APE) menemukan tambahan cadangan sebesar 52,1 juta ton dengan GAR 2,500 - 3,250 kg/kkal di program pengeboran APE Tahap 1, 2, dan 3 di area seluas 1.720 hektare.
“Dengan demikian, total cadangan IATA meningkat menjadi 253,42 juta ton dari sebelumnya 201,32 juta ton,” kata Natassha.
Dia mengatakan kegiatan pengeboran masih dilakukan secara bertahap dengan cadangan yang diperkirakan terus bertambah jika hasil eksplorasi menunjukkan temuan batu bara baru.
“IATA memperkirakan cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya 600 juta ton,” lanjutnya.